Waingapu.Com – Catatan rekor tanding Phissanu Chimsunthom, soerang petinju Thailand menjadi bukti nyata sosok ini lebih kaya pengalaman dibandingkan Arnoldus Jansen Hebi, petinju asal Sumba Timur, NTT. Betapa tidak, Phissanu tercatat bertanding 58 kali, dimana 47 kali menang diantaranya 16 kali menang KO, 9 kali kalah dan 2 kali Draw. Namun Jansen yang beken dengan nama ring Hebi Marapu tetap tampil percaya diri dan bisa mengkanvaskan lawannya sekalipun bermain tandang itu.
Sabtu (4/3/2023) malam lalu, catatan apik diukir Hebi Marapu, putera Frans W. Hebi, seorang pensiunan guru dan jurnalis senior. Ring tinju di tengah kota Bangkok menjadi saksi determinasinya dalam membendung serangan petinj Phissanu Chimsunthom, lalu membalas dengan kombinasi pukulan yang lantas membuat lawan mencium kanvas.
Tercatat di ronde ke-2, Phissanu tumbang 3 kali dan kemudian menyerah. Realita itu menjadikan Hebi Marapu menambah catatan rekornya kemenangannya menjadi 20 kali tanding, 18 Menang diantaranya 13 kali menang KO, 1 kali kalah angka dan sekali draw.
Kepada Waingapu. Com Hebi Marapu via sambungan teleponnya setelah tiba kembali ke Indonesia, Selasa (8/3/2023) malam, dirinya enggan untuk disanjung alias tetap membumi. Walau di pertandingan itu, gelar WBC Asia dipertahankannya dan bahkan berhasil rebut gelar IBA Intercontinental pada kelas 61,2 kilogram itu.
“Hasil ini tentu terjadi karena kehendak Tuhan Yesus Kristus yang berkenan atas usaha dan doa saya. Juga tentu kerja keras tim XBC Sportec yang selalu Support dan mendukung karir saya sampai saat ini,” tandas Hebi.
Perihal langkah selanjutnya pasca laga itu, Hebi tidak banyak bicara. Dia menyerahkan sepenuhnya pada tim dan manjernya baik untuk latih tanding juga rencana ke depannya. Yang pasti sebut dia, kewajibannya adalah berlatih dengan disiplin dan juga tetap melandasinya dengan doa.
Hebi Marapu bahkan sempat memohon untuk diberikan kesempatan mengucap terima kasih kepada Team Sport Science dan Team Nutrisi yang selalu mendukungnya dalam latihan, juga pola atau menu makanan dan gizi untuknya bisa mencapai berat ideal. Selain itu juga memohon doa dan restu pada warga Sumba yang dicintainya. Kecintaan itu selalu ia tunjukan dalam setiap tanding, dimana memasuki ring dengan iringan lagu Welcome to Sumba Island dari group band Marapu, juga selalu mengikat kepala dan menyelubungkan tubuhnya dnegan kain tenun ikat khas Sumba. (ion/ped)
