Jembatan ‘Pelangi’ Warisan PNPM Di Kambatatana Ambruk

oleh
oleh
Jembatan Putus

Waingapu.Com – Sebuah jembatan sebut saja jembatan ‘Pelangi’ melihat dari corak kedua sisi jembatan yang berewarna-warni di Desa Kambatatana, Kecamatan Pandawai, Kabupaten Sumba Timur (Sumtim), NTT, ambruk. Jembatan yang pembangunannya oleh warga disebut dianggarkan dan dibangun dengan dana PNPM beberapa tahun silam itu, tak kuasa melawan terjangan derasnya banjir yang terjadi sekira seminggu lalu.

“Ini jembatan rusak berat dan hampir putus total begini karena banjir minggu lalu. Jadi sekarang kalau kendaraan roda empat tidak bisa lewat, sepeda motor saja yang bisa tapi harus hati-hati, karena hanya dibantu dengan papan-papan dan kayu bekas untuk ban motor bisa lewat,” jelas Samuel Windi, warga setempat yang ditemui di sekitar jembatan, Rabu (03/01) sore lalu.

Baca Juga:  Polemik Puskesmas Rakawatu: Rasa Sayang Tunggu Realisasi Ganti Rugi

Jembatan Putus

Lebih lanjut Samuel menjelaskan, jembatan ini menghubungkan dusun atau kampung Kombu dengan kantor dan pusat desa Kambatatana juga kota Kecamatan dan Kabupaten. “Ada satu RT di kampung sebelah. Jadi kalau tidak tertangani segera bisa terancam terisolir warganya,” imbuhnya.

Banjir yang terjadi selain merubuhkan jembatan ini, warga juga menyebutkan beberpa ekor ternak warga juga hanyut. “Yang banjir itu ada kerbau yang kena bawa arus, tersangkut dan mati, untung warga cepat lihat saat banjir reda, jadi ada banyak warga yang ambil dagingnya,” kisah Samuel Windi.

Martina Djera

Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD) Sumtim, yang saat yang sama meninjau lokasi, telah mulai mengambil dokumentasi untuk bahan kajian lebih lanjut. Martina Djera, Kepala BPBD setempat, kepada media ini menjelaskan, pihaknya akan melakukan langkah-langkah penanganan darurat.

Baca Juga:  Turunkan Alat Berat, Kontraktor Mulai Perbaiki Jalan Laindeha

“Kami secepatnya akan membangun jalur atau jembatan darurat yang lebih memadai agar jauh lebih aman bagi warga dan kendaraan yang melintas. Memang potensi warga di kampung sebelah terisolir, untuk itu kami telah meminta Kepala Desa untuk mendata jumlah Kepala Keluarga dan jumlah jiwa warga kampung itu,” urai Martina didampingi Kepala Seksi Kedarutatan dan Logistik BPBD, Simon Petrus.(ion)

Komentar