Waingapu.Com – Hujan dengan intensitas tinggi bahkan tergolong ekstrim yang terjadi pada sejumlah wilayah di Kabupaten Sumba Timur (Sumtim), NTT, berdampak terjadinya banjir bandang di sejumlah wilayah. Di Desa Laindeha, Kecamatan Pandawai, banjir bandang disebut sejumlah warga dan juga instansi teknis terkait sebagai penyebab atau ‘biang’ dari rusaknya jalan hotmix yang melintasi wilayah desa itu.
“Banjir sudah sering terjadi kalau hujan besar di sini atau di atas sana. Tapi waktu itu pas tanggal 31 Desember siang itu ada banjir bandang. Deras dan buat ini jalan dan deker rusak. Ini karena bencana alam sudah pak, jadinya rusak begini,” jelas Marthen Yabu Wolang, salah satu ketua RT dan juga tokoh pemuda desa Laindeha, yang ditemui media ini, Selasa (02/01) sore kemarin.
Senada dengan Marthen, Tay Ruma dan Luther Panjang, yang juga warga desa setempat menuturkan, banjir bandang yang terjadi saat itu membuat jalan yang sekira baru sekitar dua bulan selesai dikerjakan itu menjadi rusak. “Ini banjir bandang karena embung diatas pembuangannya bukan ke arah kali atau jembatan, tapi justru arah ke sini. Ini saya punya kebun pak, ada juga jagung yang rusak, batang ubi juga kena,” urai Tay Ruma, yang diamini Luther.
Terpantau kala itu, jalan hotmix sekira 30 meter rusak dan bergelombang. Selain terkelupas, nampak benjolan bagai bisul dipermukaan jalan. Lubang lainnya nampak bebatuan ‘mengintip’ dan bahkan terangkat ke permukaan.
Emanuel R. Ate selaku PPK dan Kepala Seksi (Kasie) Perencanaan Jalan dan Jembatan pada Bidang Bina Marga, Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (Din-PUTR) yang kala itu ditemui di lokasi menegaskan, dari aspek kualitas, jalan yang dikerjakan telah penuhi spesifikasi, dan kerusakan murni karena bencana banjir.
“Kalau secara kualitas ini sudah bagus. Hanya ini memang persoalan volume air yang terlalu besar karena luapan dari embung yang ada di atas sana. Spillway diarahkan ke jalan bukan kearah sungai seperti yang biasanya. Makanya, sebagus apapun jalan kalau airnya seperti ini yaa pasti hancur. Tapi secara kualitas ini sudah masuk dan sudah diuji coba kualitasnya,” papar Emanuel menanggapi pertanyaan seputar penyebab kerusakan jalan apakah karena gagal kontruksi ataukah faktor lainnya.
Saleh Sandriman, General Superintendent (GS) PT. Teratai, selaku kontraktor pembangunan jalan itu, yang kala itu mendampingi Emanuel juga menegaskan, pihaknya akan bertanggung jawab memperbaiki kerusakan.
“Jadi kami dari pihak kontraktor tidak pernah lepas dari tanggungjawab, apalagi ini masih dalam masa pemeliharaan dan masih dalam masa tanggungjawab kami. Tapi ini kita harus lihat dulu tingkat kesalahan teknisnya seperti apa, karena ini bukan karena kegagalan kontruksi tapi ini karena ada efek dari luar. Seperti tadi dijelaskan oleh pihak PU juga warga, bahwa ada luapan air dari embung yang menurut warga setempat bahwa ada spillway yang harusnya alirannya ke kali tapi justru ditutup, hingga air yang meluap dan melimpah itu mencari jalannya sendiri dan menyebabkan kerusakan jalan ini,” urai Saleh sekaligus menegaskan, pihaknya akan melakukan perbaikan namun masih menunggu cuaca jauh lebih membaik. Karena menurut Saleh, jika langsung diperbaiki, saat cuaca masih belum kondusif, potensi kembalinya terjadi kerusakan.(ion)