Waingapu.Com – Di tengah maraknya degradasi lingkungan, warga Kampung Adat Wundut di Desa Persiapan Pindu Wangga, Kecamatan Lewa, Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur, terus menjaga kelestarian hutan dengan cara unik dan sakral dengan tradisi atau Ritual Kacuautang. Tradisi ini menjadi tameng alami yang diwariskan turun-temurun untuk melindungi hutan, mata air, lahan pertanian, dan padang pengembalaan dari ancaman perusakan.
“Kami menjaga hutan karena ini adalah wasiat leluhur yang perlu dilestarikan agar kehidupan tetap seimbang,” ujar Lunggi Randa, Tetua Adat Kampung Wundut.
Dalam ritual Kacuautang yang digelar setiap lima tahun, warga melakukan persembahyangan sesuai kepercayaan Marapu dan menanam anakan pohon seperti beringin, kapilut, surian, dan injuwacu. Selama lima tahun setelah ritual, larangan ketat diberlakukan: menebang pohon tanpa izin adat berarti menantang Sang Penguasa Semesta dan harus siap terkena musibah.

“Jika aturan dilanggar, pelaku bisa tersambar petir atau dipatok ular,” tegas Khristian H. Wali diamini Andung Marambanjawa, dua tokoh muda dan adat setempat. Ancaman ini bukan sekadar mitos—beberapa pelanggaran pernah berujung pada kejadian tragis yang semakin menguatkan keyakinan warga.
Tradisi Kacuautang juga menjadi benteng alami dari perubahan iklim dan cuaca ekstrem. Masyarakat Wundut menolak pembakaran hutan dan padang penggembalaan yang merusak keseimbangan alam. Dengan pendekatan ekologis, warga mengelola lahan pertanian secara alami tanpa pestisida kimia. Hasilnya, hama wereng dan belalang yang kerap menyerang ladang di luar wilayah adat tidak berdampak pada pertanian mereka.
“Kami sadar, menjaga alam adalah kewajiban bersama, bukan hanya tugas pemerintah. Dukungan pemerintah memang penting, tetapi kesadaran lokal lebih utama,” ujar Lunggi Randa. Mereka berharap pemerintah terus mendukung pengakuan adat dan pemberdayaan lokal agar tradisi dan lingkungan tetap lestari.
Komitmen Kampung Adat Wundut menjadi contoh nyata bahwa kearifan lokal mampu menjadi solusi efektif dalam melestarikan lingkungan dan menghadapi perubahan iklim. Semangat warga Kampung Adat Wundut menginspirasi kita semua untuk lebih mencintai alam demi masa depan yang berkelanjutan.(ion)