Waingapu.Com – Santi Puteri Rambu Lokat dan Shinta Ananda Rambu Nahu, puteri kembar pasutri miskin asal Tana Wurung, Kelurahan Lambanapu, Kabupaten Sumba
Timur (Sumtim), NTT, Jumat (11/11) akan menjalani proses perawatan perdana di RSUD Sanglah, Denpasar, Bali.
Santi dan Shinta adalah buah cinta pasutri Yunus Muku Lalu Panda dan Orpa Hilung Hawu, adalah penderita hydrochepalus atau kelebihan cairan di kepala, juga kembar balita yang alami gizi buruk harus jalani rujukan ke Bali guna perawatan dan pengobatan lebih lanjut.
“Tadi mereka dengan diantar oleh dokter Ervan Suryanti Umbu Lapu, telah ke Rumah Sakit Sanglah untuk selanjutnya jalani pemeriksaan laboratorium lengkap, kita terus berdoa dan berharap yang terbaik dari segala upaya yang dilakukan oleh keluarga juga donasi yang diberikan oleh para donatur yang ihklas menyatakan kepeduliannya,” jelas Heindrick Dengi, salah satu penggagas ‘Ayo Peduli Si Kembar’ kala dihubungi via telpon selularnya Jumat (11/11) pagi tadi.
Yaa, Santi dan Shinta Kamis (10/11) siang kemarin memang telah berangkat ke Bali, dengan menggunakan pesawat Wings Air. Sebelum diberangkatkan, oleh dokter Ervan yang mendampingi si kembar diperiksa kesehatannya terlebih dahulu.
“Secara umum kondisi keduanya stabil dan saya akan mendampingi keduanya saat dibawa ke Rumah Sakit Sanglah. Nantinya di sana akan ada proses perawatan lebih lanjut,” jelas dr. Ervan kepada para wartawan di kediaman si kembar, beberapa saat sebelum diantar dengan menggunakan ambulance RSUD Umbu Rara Meha ke bandara Umbu Mehang Kunda.
Kepedulian akan kondisi kembar Santi dan Shinta yang diwujudkan dengan donasi oleh berbagai pihak baik dari luar Sumba maupun lokal pulau Sumba sangat mengaharukan Orpa dan Yunus. Betapa tidak, pasca diberitakan oleh sejumlah media, dan dipelopori oleh para wartawan dalam dan luar Sumba, donasi akhirnya terkumpul lebih dari Rp. 28 juta rupiah.
“Saya hanya bisa berdoa untuk mereka yang tulus membantu kami. Terima kasih juga untuk ibu dokter Ervan, Ibu Dokter Lely Harakay (Direktur RSUD Umbu Rara Meha, – red) juga adik-adik wartawan. Kami tidak bisa balas apa-apa selain doa semoga Tuhan membalas ketulusan semuanya,” urai lirih Orpa dengan air mata haru didampingi Yunus yang suami yang tak mampu berkata-kata selain mata berkaca-kaca menahan keharuan.
Respek spontan juga ditunjukan sejumlah anggota Polres Sumtim, beberapa saat jelang keberangkatan Santi dan Shinta yang ditemani sang Ibu dan Tante serta dokter pedamping, di depan ruang keberangkatan Bandara.
Para anggota korps Bhayangkari itu spontan merogoh saku dan membuka dompetnya untuk memberikan bantuan sekadarnya, yang mana langsung diikuti oleh para penumpang dan pengantar penumpang.
“Ini sekadarnya untuk beli bubur sun buat anak mama,” ujar seorang polisi berpakaian preman yang enggan identitasnya terpublikasi.(ion)