Waingapu.Com – Beragam upaya sudah dilakukan oleh Dinas Pendidikan di Kabupaten Sumba Timur (Sumtim), NTT, untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Namun tidak dapat disangkali, aral berupa kompetensi para guru dan juga kemampuan literasi atau kemampuan baca dan tulis para siswa khususnya di tingkatan Sekolah Dasar (SD) masih menjadi tantangan berat untuk diminimalkan. Demikian dikemukakan Kepala Dinas Pendidikan Sumtim, Yusuf Waluwanja saat membuka kegiatan Media Engagement Program INOVASI di hotel Padadita, Senin, (20/2/) lalu.
Lebih lanjut dipaparkan Waluwanja, kemampuan literasi para siswa dan ketersediaan guru yang berkompetensi tidak ahanya menjadi kendala bagi pendidikan di luar kota atau pedalaman Sumtim namun juga hal yang sama masih jamak ditemukan di kota.
“Kalau siswa di luar kota atau dipedalaman masih banyak yang belum bisa berbahasa Indonesia dengan baik, khususnya yang siswa SD, juga kemampuan baca dan tulisnya masih banyak yang belum memadai,” tandasnya.
Kualitas atau mutu pendidikan, demikian lanjut Waluwanja tentu harus didukung dengan peningkatan kompetensi guru. ”Peningkatan kompetensi guru hingga kini masih jadi salah satu prioritas Dinas pendidikan Sumba Timur. Saya harap melalui program Inovasi ini minimnya literasi pendidikan di Sumba Timur dapat diatasi juga kesadaran para guru untuk terus belajar meningkatkan kemampuan dan kompetensinya bisa meningkat,” urai Waluwanja seraya berharap kalangan media massa juga bisa membantu memberikan masukan atau kritikan juga mau memberitakan inovasi-inovasi, kisah inspiratif dan hal positif lainnya di dunia pendidikan Sumtim guna memberikan spirit dan inspirasi bagi peningkatan kualitas pendidikan.
Sebelumnya, Comunication Manager Program INOVASI, Stephanie Carter saat memberikan sambutan pada kegiatan tersebut mengatakan, Program INOVASI hadir di NTT atas kerja sama Kementerian Pendidikan dan kebudayaan RI dengan Pemerintah Australia. Secara khusus di Pulau Sumba, demikian Stephanie, program INOVASI tersebar merata pada empat Kabupaten yang ada. Yakni di Sumba Timur, Sumba Tengah, Sumba Barat dan kabupaten Sumba Barat Daya (SBD).
“Program Inovasi Hadir di Sumba, pada awal bulan November tahun 2017, karena ada hasil dri penelitian ACDP yang memperlihatkan nilai literasi dan numerasi pendidikan di Sumba cukup jadi kendala. Untuk itu dengan hadirnya kami diharapkan bisa memberikan nilai tambah bagi diminimalkannya persoalan itu yang tentunya didasari oleh kolaborasi semua stake holder,” urai Stephanie.
Merujuk hasil survey oleh program SM3T setahun silam menyebutkan, kompetensi guru memang masih sangat urgen untuk ditingkatkan. Hasil survey pada seluruh sekolah tempat para tenaga SM3T ditempatkan menunjukan 85 persen menyatakan perlunya peningkatan komptensi tenaga pendidik. Karena dilapangan masih ditemui guru yang mengajar rangkap kelas dan mata pelajarannya, sekalipun tidak sesuai dengan jurusan atau basis keilmuan guru atau tenaga pengajar.(ion)