Opsus SIWAB, Puluhan Ribu Sapi Betina Sumba Wajib Bunting

oleh
oleh

Waingapu.Com – Kabupaten Sumba Timur (Sumtim) sejak dulu dikenal sebagai salah satu daerah penghasil ternak. Sapi Ongole Sumba, adalah jenis sapi yang sudah lama

diantarpulaukan ke sejumlah wilayah di Indonesia. Bahkan dimasa silam, sapi Ongole Sumba pernah di ekspor ke sejumlah negara jiran. Namun seiring waktu pola peternakan yang tradisional itu dipandang tidak bisa secara optimal meningkatkan produksi ternak maupun populasi.

Terkait hal itu, Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pertanian mencanangkan program Operasi Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (OPSUS-SIWAB).

Adapun program ini menyasar lebih dari 27 ribu ribu ekor sapi betina di NTT, dimana lebih dari 11 ribu ekor sapi betinanya adalah sapi jenis Ongole Sumba di Sumtim.

Baca Juga:  Lapor Dugaan Pelanggaran Ke Polres: MK-AL Minta Penyitaan Kotak Suara

Demikian dijelaskan oleh Yohanis Radamuri, Kepala Dinas (Kadis) Peternakan Sumtim, kepada wartawan di sela-sela aksi pengenalan dan sosialisasi inseminasi buatan untuk mendukung Opsus SIWAB di Lapangan Rihi Eti-Prailiu, Kecamatan Kambera, Sumtim, Kamis (30/03) siang.

“Opsus SIWAB ini secara nasional kita ditargetkan sebelas ribu dua ratus ekor dengan akseptor Inseminasi Buatan dua ratus ekor dan sebelas ribunya masih menggunakan sistem intensifikasi kawin alam,” jelas Yohanis.
Adapun program Opsus SIWAB itu dalam skala nasional, menyasar 4,2 juta ekor ternak sapi dengan target untuk kebuntingan ternak tiga juta ekor. Demikian dijabarkan Danny Suhadi, Kadis Peternakan Propinsi NTT yang ditemui terpisah dilokasi yang sama.

Baca Juga:  Cagub & Cawagub NTT Gagal Tampilkan Visi Kelestarian Lingkungan Hidup

“Khusus NTT masih dalam kategori introduksi karena daerah ini masih didominasi intensifikasi kawin alam dengan sasaran akseptornya seratus empat puluh enam ribu sembilan ratus enam puluh lima ekor. Dari jumlah itu ditargetkan inseminasi buatan sebanyak duapuluh tujuh ribu dua ratus ekor, sisanya intensifikasi kawin alam,” papar Danny.
Adapun program dimakdsud demikian Danny menambahkan, oleh Kementerian Pertanian diharapkan di masa datang, bisa menekan angka impor daging sapi, yang pada akhirnya bisa menekan harga daging sapi agar lebih dapat lebih terjangkau warga dari ragam kalangan.(ion)

Komentar