Waingapu.Com – Dinas Pekerjaan Umum (Din-PU) Bidang Bina Marga, Kabupaten Sumba Timur (Sumtim), NTT, menegaskan pekerjaan Peningkatan Jalan Ruas Kawangu-Tana Rara memang membutuhkan banyak drainase melintang (Deker). Hal itu ditegaskan oleh Amos Rawambakoe, selaku Pejabat Pembuat Komitmen dan Kepala Seksi (Kasie) Perencanaan Teknik, Bidang Bina Marga, Din-PU Sumtim.
“Sebetulnya fungsi dari deker itu adalah bangunan pelengkap dari sebuah bangunan jalan. Penempatannya disesuaikan dengan kontur tanah yang dalam pengamatan kami waktu perencanaan dipastikan bahwa di situ tempat aliran air atau genangan. Sehingga mau tidak mau kita harus menempatkan drainase melintang daripada sebuah jalan. Kalau penempatannya memang dianggap terlalu dekat, itu sebenarnya sangat sesuai sekali dengan kontur daripada lokasi jalan itu sendiri,” tandasnya.
Menanggapi seputar adanya deker yang nampak terlalu dekat, juga deker yang nampak terlampau banyak, Amos punya argumen teknisnya.
“Ada deker yang sudah ada tapi ada pula deker yang dimensinya tidak lagi sesuai sehingga harus diganti dengan kontruksi yang lebih bagus,” jabar Amos didampingi Christofel Malo Umbu Pati, Kepala Bidang (Kabid) Bina Marga, kala ditemui di ruang kerja Kabid. Bina Marga, beberapa hari lalu.
Seperti diberitakan sebelumnya, deker yang dibangun sebagian nampak jaraknya tidak berjauhan. Tidak heran jika proyek peningkatan jalan ini melahirkan tanya dan sinisme warga banyak dekernya, sementara panjang jalan tak seberapa.
Belum lagi kecemasan warga seiring dengan kualitas pekerjaan dan daya tahan deker dikarenakan pasir gunung dijadikan material campuran beton. Tumpukan gorong-gorong bekas deker sebelumnya juga nampak di base camp kontraktor pelaksana, yang mana nampak tidak sepenuhnya rusak termakan usia.
Kendati demikian pihak kontraktor proyek tersebut, melalui Saleh Sandriman, selaku GS PT. Teratai menegaskan pekerjaan maupun material yang digunakan tidak menyalahi spesifikasi.(ion)