Waingapu.Com – Kawasan Palahonang di Desa Rakawatu, Keamatan Lewa, Kabupaten Sumba Timur (Sumtim), NTT, Senin (06/05) lalu telah dicanangkan oleh Bupati Sumtim, Gidion Mbiliyora, sebagai Pusat Pertumbuhan Ekonomi Baru (PPEB). Pencanangan itupun ditandai dengan penyerahan secara simbolis 25 unit Rumah Transmigrasi Jamban Keluarga (RTJK) dan fsasilitas umum berupa sarana air bersih, jalan poros dan lingkungan, balai desa, gudang, rumah KUPT, embung serta lahan pekarangan dan usaha. Selain dari itu yang juga menarik adalah, juga dicanangkan menjadi destinasi Agro Wisata Palahonang yang mana kemudian ditandai dengan penanaman anakan sakura, kelor, durian dan mangga.
Kepala Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja (Distransnaker) Umbu Hapu Mbeju, kepada wartawan sebelum pencanangan mengatakan, Palahonang memang dimasa lalu adalah kawasan yang terkungkung oleh aneka keterbatasan. Namun kini perlahan mulai ditata. “Terus terang dulu kawasan ini dikenal kelam, aksesnya sudah dan bahkan kalau ke sini kita seakan mau datang berkubang. Namun nanti pasca pencanangan ini akan ditata, hingga nanti semua mata tertuju ke sini, karena akan dikembangkan dalam pelbagai aspek dan salah satunya menjadi kawasan agro wisata,”ungkapnya.
Umbu Hapu yang kala itu didampingi oleh Kepala Bidang Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi, Nicolas Pandarangga lebih jauh menaruh harapan pemerintah pusat akan menaruh perhatian pada pengembangan kawasan Palahonang. “Hari ini setelah ditetapkan menjadi kawasan Pertumbuhan Ekonomi, idealnya pemerintah Pusat lebih memperhatikan kawasan ini. Saya yakin harapan ini tidak akan bertepuk sebelah tangan,” tandasnya.
Masih lanjut Umbu Hapu, dalam kaitan pengembagan menjadi destinasi wisata, Palahonang telah miliki spot alami, dimana di puncak Palahonang ini, pengunjung bisa melihat wilayah Sumba Tengah dan sebagian besar wilayah Sumtim dengan jelas dengan tiupan angin khas perbukitan sabana Sumba. “Ada titik dimana kita bisa melihat sebagain besar kawasann Sumba Timur dfan juga Sumba Tengah. Titik ini layak untuk dikunjungi dan dinikmati. Ke depannya di spot itu dan disekitarnya tidak hanya menarik untuk di foto namun juga akan dikembangkan agro wisatanya. Ada kolam ikan dan tempat pemancingan seluas 1,5 hektar. Juga jagung manis dan tanaman lainnya,” paparnya.
Program pengembangan kawasan Palahonang dan prospek agro wisatanya, demikian ditambahkan Nicolas Pandaranga, sesuai dengan rencana teknis satuan pemukiman. “Dari segi potensi lokasi tempat ini sangat mendukung. Kawasan ini layak huni, layak usaha dan layak berkembang. Agro wsiata yang nanti dikembangkan nanti adalah wisata holtikultura organik. Juga dikonsepkan nanti kawasan ini menjadi lokasi yang pengunjungnya ditawari warga untuk memasuki kawasan dengan kuda – kuda yang disewakan oleh warga di sini,” imbuhnya.
Warga penghuni kawasan ini bersukacita dengan konseop yang ditawari dan harapan yang digemakan kala itu. Sebagaimana diungkapkan Umbu Ndjanji, salah warga penerima RTJK. “Kami senang dapat rumah layak juga jaminan hidup ke depan. Namun kami harapa janji itu terealisasi cepat dan tepat. Tadi saya sempat usulkan, kalau memang mau jadikan kawasan ini jadi tujuan wisata, jalannya harus juga ditingkatkan, juga kami warga nanti dibantu dengan pengadaan kuda untuk ditumbuhkembangkan di sini. Juga bantuan traktor lebih besar untuk kita olah tanah ini,” ungkapnya mewakili pendapat dan harapan senada warga lainnya yang mendampingi saat itu ketika dimintai tanggapannya oleh para awak media. (ped–ion)