Teknologi Tepat Guna Dikenalkan & Dipamerkan Warga Binaan TN Matalawa

oleh
oleh
Kegiatan TN Matalawa

Waingapu.Com – Menempatkan warga sekitar kawasan Taman Nasional (TN) Manupeu Tanadaru, Laiwanggi – Wanggameti (Matalawa), Pulau Sumba, NTT, sebagai Subyek dalam pelestarian lingkungan dalam dan di sekitar kawasan, adalah langkah positif yang terus dilakukan oleh pimpinan dan jajaran TN Matalawa. Demikian diungkapkan oleh Memen Suparman, selaku kepala Balai TN Matalawa, Rabu (09/10) siang kemarin. Saat ini kata Memen, dari 54 Desa di sekitar kawasan baru sembilan desa yang sudah didampingi secara intens, dan diharapkan ke depannya bisa lebih meningkat dari sisi kuantitas juga tentunya kualitasnya.

“Sudah dua tahun lebih kegiatan pemberdayaan masyarakat kita laksanakan. Tersebar di kabupaten Sumba Timur, Sumba Tengah dan Sumba Barat. Memang baru sembilan desa, tapi kami tunjukan disini kepedulian dan keseriusan balai untuk bisa memberikan tambahan pendapatan dan peningkatan ekonomi warga di sekitar kawasan. Karena kalau kesejahteraan warga sekitar kawasan tercipta tentunya kawasan juga bisa terjaga dengan baik,” urai Memen yang kala itu didampingi oleh Dicky Arif Rahman, selaku ketua panitia ‘Gelar Teknologi dan Pameran Produk Desa Binaan TN Matalawa’ yang dihelat di Gedung Nasional Umbu Tipuk Marisi, Rabu (09/10) kemarin.

Baca Juga:  Wow, Ternyata Sampah Plastic Pasca Pasola Sampai Ratusan Karung
Memen dan Diki

Dampingan dan pemberdayaan masyarakat di sekitar kawasan, demikian lanjut Memen dan Dicky saat itu, mengedepankan teknologi tepat guna dan juga tentunya ramah lingkungan. “Jadi potensi di sekitar kawasan cukup banyak dan dalam kawasan juga banyak seperti HHBK atau hasil hutan bukan kayu. Seperti kopi, kemiri, kunyit, ubi, pinang dan lainnya. Ini yang kita kembangkan agar produk ini tidak hanya sekedar diambil dan dijual langsung namun memakai prinsip atau konsep Petik, Olah dan Jual dengan harga yang bersaing. Pointnya masyarakat kita jadikan subyek dalam pelestarian kawasan dan peningkatan kesejahteraannya, bukan lagi sebagai obyek, jadi paradigmanya sekarang seperti itu,” papar Memen.
Dalam gelaran teknologi dan produk desa binaan kala itu, ditampilkan aneka alat praktis dan ramah lingkungan seperti pompa air dan sprinkler yang menggunakan mesin motor bebek sebagai penyedotnya. Alat penetas telur ayam dan itik, mesin pengolah biji kopi. Juga yang menarik adapula diperagakan aneka bahan pangan yang selama ini terkesan terlupakan atau terabaikan pengembangangan seperti jagung rote atau sorghum, alat penggorengan jagung alias yonggang.

Baca Juga:  Jalan Nasional Rawan Longsor, BPJN NTT Surati Balai TN Matalawa
Marthen Lalu Panda

“Kami senang bisa diperkenalkan alat dan cara-cara bertani yang efektif dan efisien. Kami juga senang bisa membantu memperkenalkanya dalam event ini kepada warga lainnya terutama yang berada di sekitar kawasan. Sekarang hemat saya tinggal bagaimana kita mengubah mindset warga untuk bertani secara organic dan sehat, atau bertani menggunakan bahan-bahan kimi namun beresiko tinggi bagi keselamatan alam dan lingkungan, diri sendiri dan keluarga,” timpal Marthen Lalu Panda, salah seorang peserta kegiatan itu, yang memperkenalkan teknolgi tepat guna berupa pompa air dan sprinkel sederhana, serta aneka sayuran hasil budidaya secara organic di bantaran sungai Mauliru, Kecamatan Kambera. (ion-ped)

Baca Juga:  Begini Proses Cari & Olah Iwi Ala Rambu Uru

Komentar