Waingapu.Com – Pemberitaan media juga postingan warganet di dunia maya seputar penggunaaan mobil dinas (Mobdin) yang disinyalir diluar peruntukannya oleh Pendeta Endal Meta Yiwa, seorang oknum anggota DPRD Sumba Timur (Sumtim), ternyata memicu terungkapnya fakta-fakta lain. Fakta yang juga tentunya akan bisa menjadi pemicu bahasan publik juga tentunya postingan dan status lainnya dari para warganet di jagad maya.
Sempat terilis berita bahwa kecelakaan lalu lintas (Lakalantas) yang terjadi pada pengemudi dan penumpang mobdin bernopol ED 7 A, bukanlah peristiwa pertama yang terjadi dan melibatkan oknum wakil rakyat, namun juga pernah menimpa mobdin serupa dengan Nopol ED 8 A, berimbas aneka komentar dan juga menuia fakta.
Adalah account Facebook Melanthonio JePe yang secara lugas dan rinci menjelaskan, bahwa peristiwa kecelakan yang sebelumnya diberitakan terjadi pada mobil ED 8 A tahun 2014 silam, realitanya adalah bernopol lain walau tetap mengakui peristiwa itu melibatkan mobdin yang merupakan kendaraan operasional DPRD Sumtim.
Melanthonio dalam postingannya memaparkan peritiwa kecelakaan itu terjadi di simpang Kahiri. “Plat Nopol yang terpasang saat itu di mobil adalah ED 224 A atau ED 225 A. Saya agak lupa, tapi yang saya pastikan adalah bukan ED 8 A,” demikian sebagian postingannya.
Tak hanya itu, Melanthonio juga menjelaskan, dirinyalah yang mencopot nopol kendaraan nahas itu dengan maksud agar tidak menjadi sorotan warga yang lewat kala itu. Pemaparan inilah yang menjadi jawaban pertanyaan awak media sejak peristiwa itu terjadi, kala media ini bersama rekan media lainnya mendatangi parkiran belakang sekretariat DPRD. Kala itu memang plat kendaraan tidak ada pada posisinya.
Fakta lainnya yang juga muncul adalah kekuatiran Ketua DPRD Sumtim, Palulu P. Ndima seputar mobdin yang ED 7 A akan bernasib sama dengan mobil ED 225 A. “Itu mobil yang kemarin celaka pasti rusak berat, kalau dibawa ke sini jika tidak diawasi baik oleh sekretariat bisa bernasib sama dengan mobil yang lalu. Saya dapat informasi sekarang jok dan interior dalam sudah kosong semua, ban dan velg juga sudah tidak lengkap. Jangan-jangan bagian-bagian mesinnya juga sudah hilang,” papar Palulu, yang ditemui wartawan, Senin (07/08) siang kemarin.
Kekuatiran Palulu yang didampingi Sekretaris DPRD Sumtim, Erna Al Djufrie itupun terbukti. Mobil yang ‘diamankan’ di gudang DPRD itu sepertinya ‘tidaklah aman’ terbukti tak seutuh saat dibawa pertama kali. Disaksikan kemarin, jok dan sejumlah accesories tidak ada di dalamnya, kaca samping pintu depan dan belakang juga raib, lampu rem dan rating belakang copot, juga ban dan velg belakang lenyap.(ion)