Belalang Kembara Ber-KTP Sumba, Memeranginya Harus Terintegrasi

oleh
oleh
yane moy

Waingapu.Com – Locusta Migratoria atau belalang kembara tak bisa disangkali hingga kini masih menjadi bahasan utama perbincangan sejumlah kalangan. Belalang ini tak pula bisa dipungkiri tetap menebar teror pada warga khususnya para petani di Kabupaten Sumba Timur (Sumtim), NTT. ‘Sang Kembara’ ini bukan baru sekali menyerang pulau Sumba, bahkan sudah beberapa kali. Tak berlebihan jika belalang ini disebut telah memiliki KTP Sumba.

“Catatan sejarah menyebutkan belalang ini sudah pernah menyerang Sumba tahun 1970-an, kala itu juga sudah terjadi ledakan, artinya dari situ belalang ini tetap hidup di alam. Nah ketika menjadi fase gregarius atau ledakan hama luar biasa seperti saat ini barulah kita kaget. Padahal secara alami belalang ini sudah ada di alam, saya menyebutnya belalang ini telah ber KTP Sumba,” urai Mariana Silvana Moy, yang ditemui di Waingapu, Kamis (15/06) sore lalu.

Baca Juga:  Menhub: “Ada Pungli? Laporkan Ke Kontak Centre 151!”

Dosen pada program studi Agroteknologi Universitas Kristen Wira Wacana Sumba ini lebih lanjut menjelaskan, penanganan hama belalang ini paling ideal dilakukan secara terintegrasi dan dimulai dari fase yang lebih dini.

“Penanganannya harus dari fase dini dan terintegrasi. Dari fase telur, kemudian nimfa atau anak belalang dan fase dewasa. Semua pihak bisa mengambil peran mengendalikan hama belalang baik masyarakat awam, pemerintah juga masyarakat ilmiah,” imbuh Mariana.

Belalang kembara, seperti terpantau dan diinformasikan warga selain merusak tanaman pangan seperti padi dan jagung, juga menyerang tanaman lainnya seperti Kelapa, pohon lontar, bambu bahkan dedaunan pohon trembesi.(ion)

Baca Juga:  Catatan Lepas Kala Diam di Rumah: ‘Dora Emon Hingga Loreng’, Sejenak Sikapi Corona Virus Dengan Tetap Enjoy

Komentar