Dapawole & Mbiliyora, Gelorakan Nasionalisme Warga Sumba

oleh
oleh
aksi damai sumba

Waingapu.Com – Bupati Sumba Barat (Sumbar) Agustinus Niga Dapawole dan Bupati Sumba Timur (Sumtim), Gidion Mbiliyora, Rabu (17/05) malam menggelorakan semangat nasionalisme ribuan warga di Lapangan Pemuda – Matawai, Kota Waingapu, NTT.

Keduanya berorasi dalam Aksi Solidaritas Sesumba untuk Keadilan dan Keutuhan NKRI, yang digagas sejumlah tokoh lintas agama, pemuda dan tokoh masyarakat Sesumba.

“Sila Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai sila pertama dasar Pancasila sebagai dasar Negara itu menjadi bukti bahwa bangsa ini ketika menyatakan kemerdekaannya tidak ada yang mengatakan dimerdekakan oleh suku ini, ras ini atau agama ini. Kita merdeka atas perjuangan semuanya dan untuk mewujudkan negara yang mengakui dan menghormati kebhinekaan. Oleh karena itu, saya dan kami di Sumba tidak ada kata kompromi untuk intoleransi dan radikalisme, tidak akan sejengkalpun tanah ini untuk para perongrong Pancasila,” tandas Dapawole.

Baca Juga:  Tradisi Parina, Kegembiraan Panen Padi yang Kian Jarang Ditemui di Sumba Timur

“Sumba Timur sejak lama menjadi daerah yang layak menjadi contoh bagi daerah lain untuk sikap toleransi. Pancasila tidak boleh dinodai oleh kelompok-kelompok radikal apalagi untuk menggantinya. Kita siap membelanya. Kita juga menolak organisasi-organisasi radikal dan intoleran hadir di Sumba. Kami rukun dan damai selalu di Sumba dan kami akan selalu bersatu dan berada di belakang TNI dan Polri untuk menjaga keutuhan NKRI untuk melawan siapapun yang merongrong Pancasila dan NKRI,” tandas GBY.

Orasi kedua Bupati itu mendapat apresiasi dari massa yang hadir, baik berupa sorakan dan tepuk tangan maupun dengan kayaka dan kakalaku (pekikan khas Sumba). Pekikan yang dibarengi dengan aneka poster berisikan penolakan dan kecaman pada organisasi-organisasi yang dinilai intoleran dan radikal.

Baca Juga:  Esok, Stakeholder Pariwisata Sumba Konfrensi di Mananga Aba

Aksi yang diwarnai dengan menyanyikan lagu-lagu perjuangan dan penyalaan lilin itu diakhiri dengan doa oleh Pendeta Andreas Hani dari GBI Matawai.(wyn)

Komentar