Waingapu.Com – Seperti tahun-tahun sebelumnya, kala memasuki musim kemarau padang sabana yang terbakar baik karena kesengajaan maupun karena kelalaian marak terjadi. Keprihatinan akan kondisi ini terus disuarakan oleh sejumlah kalangan. Namun pesona Sabana pada beberapa lokasi di Kabupaten Sumba Timur (Sumtim),NTT, selalu tak kuasa melawan perkasanya jago merah yang merubah pesona menjadi arang dan debu. Kegeramanpun merambah hingga ke jagad maya oleh para warganet.
Account Jekson Hamba Pulu, adalah salah satu account Facebook (FB) yang mengutarakan kegeramannya atas terbakarnya hamparan padang Sabana di seputaran Puru Kambera, Kecamatan Kanantang, beberapa waktu lalu. Status FB – nya mengungkapkan kegeraman dan kegundahannya dalam baitan – baita berikut :
“Purukambera & Para Jahil Keparat”
Keindahanmu tidak punya arti bagi tangan-tangan jahil para keparat..
Jika saja Bumi ini punya nyawa seperti serigala, maka otakmu yang prematur itu akan dicabik-cabik..
Pikiranmu itu sangat kerdil jahanam!
Semoga kau yang menghanguskan keindahan savana ini jazadmu tidak diterima bumi dan nyawamu menjadi incaran alam..
Biadab kau si pembakar padang..
Untuk kau para pencuri pesona alam dan tangisan sayup kuda-kuda Sandelwood yang lumbungnya telah kau hanguskan !
Status Jekson ini kemudian dirangkaikan dengan dua foto saat padang sabana yang begitu dikagumi dan dicintainya terbakar. Status ini yang juga kemudian menuai aneka komentar dari sejumlah account. Komentar yang didominasi kecaman juga saran dan harapan.
‘Inilah yang bikin rusak kita. Seharusnya tidak boleh bakar Padang. Sumba sudah jadi Pulau Terindah, kalau bakar Padang.. wisatawan mau Foto-foto nya di mana’ komentar Yonathan Gah menanggapi foto dan status Jekson.
‘Bagi sy ini bukan hal baru di tanah humba…jadi jangan macam kaget2 na…
Hal bakar padang sdh seperti membudaya…jadi basodara dong jangan pake emosi sampai sumpah2…apa lagi kita juga tdk tau siapa pelakunya…
Dan juga sdh banyak upaya baik dari pemerintah dan masy bahkan juga individu maupun kelompok (lsm)
Itu pun aksi bakar padang setiap kemarau masih sj terjadi….solusinya selain mengkampanyekan stop bakar padang secara terus menerus mungkin juga perlu adanya pendidikan utk mendidik anak2 kita sejak dini…hal ini tentu butuh proses waktu yg lama tapi msh mungkin terjadi.
Ketimbang kita marah2 tanpa tau pelakunya…’ demikian kutipan tanggapan account Febi Isu, memberikan pertimbangan dan juga harapan.
Ida Bagus Putu Punia, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Sumtim, yang ditemui pekan lalu menegaskan, jajarannya telah berkali-kali mensosialisasikan dampak buruk dari aksi pembakaran padang. Namun demikian kasi pembkaran padang masih marak terjadi. “Memang sangat disayangkan jika padang sabana kita yang unik dan indah itu dan dikagumi ole wisatawan dalam dan luar negeri di bakar. Terima kasih untuk semua pihak yang sudah membantu kami menyerukan stop aksi pembakaran padang,” tandasnya. (ion)