Insiden Tanggedu Memantik Asa Hadirnya ‘Ranger & Rambu’ Destinasi Wisata Alam

oleh
oleh
Kormab Tenggelam Tanggedu

Waingapu.Com – Insiden yang terjadi di lokasi wisata air terjun Tanggedu, Kecamatan Kanatang, Kabupaten Sumba Timur (Sumtim) NTT, Senin (23/09) lalu, yang mana berimbas hilangnya nyawa Priyo Budi Santoso (58) seorang Wisatawan Nusantara (WISNU) asal Jakarta, tak bisa dipungkiri mengundang simpati dari pelbagai kalangan. Simpati yang juga berjalan seiring dengan harapan agar insiden serupa ke depannya tidak lagi terjadi, atau diminimalkan potensinya untuk terulang kembali. Asa agar optimalisasi keberadaan dan peran serta ‘Ranger & Rambu’ destinasi wisata alam di Pulau Sumba disuarakan sejumlah pihak bahkan merambah ke jagad maya.

Ranger atau pemandu bagi para pengunjung destinasi wisata alam, apalagi lokasi wisata yang masih alamiah, penuh tantangan, juga tentunya berisiko, idealnya adalah warga sekitar lokasi dan mengenal lebih dalam tentang karakteristik spot wisata yang hendak di tuju wisatawan. Ranger tentu bukan semata hanya guide atau pemandu yang sekedar bisa menjelaskan nama dan rute, namun juga bisa memperingatkan dan bila perlu lebih ‘cerewet’ kala memandu wisatawan.

Baca Juga:  Saat Berlabuh di Waingapu, KM.Egon Turunkan 124 Penumpang dari Lembar
Martina D. Jera

Rambu atau peringatan-peringatan juga selayaknya ditempatkan pada sejumlah titik lokasi yang sekiranya beresiko, tentunya tetap dipajang dengan mengedepankan estetika, hingga tidak melunturkan kealamian, keasrian spot wisata alam.

“Saya sudah minta penjabat desa setempat untuk cermati dan benahi lokasi wisata Tanggedu itu, karena banyak yang bilang jalan turun ke lokasi sulit. Saya rasa jika pemerintah desa dan warga setempat merasa bahwa lokasi wisata itu merupakan aset mereka, tentu bisa tangga-tangga dari batu dan tanah dibuat, tidak harus menunggu kucuran dana atau proyek pemerintah. Ekesotika Tanggedu itu karena masih natural dan itu yang jadi daya tariknya. Rambu-rambu peringatan sederhana juga bisa dipajang di situ oleh pemerintah desa, dan itu sudah saya sampaikan ke penjabat Kadesnya,” jelas Bupati Sumtim, Gidion Mbiliyora, menanggapi foto dan video evakuasi korban yang ditunjukan oleh Martina D. Jera, Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, di depan ruang jenazah RSUD Umbu Rara Meha, Senin (23/09) malam lalu.

Baca Juga:  Jamin Rasa Aman, Ini Kekuatan Pasukan Operasi Lilin Turangga 2022 di Sumba Timur

Harapan agar Dinas terkait juga memperhatikan sejumlah hal yang bisa memberikan rasa aman dan nyaman bagi para wisatawan baik lokal dan mancanegara, membuncah kala peristiwa pilu Tanggedu itu terjadi. Apalagi, insiden di Tanggedu ini sudah dua kali terjadi, walau memang baru satu korban wisatawan dan satunya lagi anak warga Tanggedu sendiri.

Pentingnya pengunjung untuk hati-hati, juga kepastian primanya fisik dan psikis, pemandu atau ranger ataupun guide yang memahami karakter dan titik-titik yang beresiko, ketersediaan rambu ata papan informasi yang memadai juga diungkapkan oleh Martina D. Jera.

“Khusus untuk Tanggedu, safetynya harus diperhatikan dalam artian keamanan dan keselamatan. Apalagi di sana infrastrukturnya belum baik, jadi perlu kehati-hatian dan perhatian baik dari pemerintah, warga setempat dan juga pengunjung sendiri,” ungkap Martina.

Baca Juga:  Abrasi Rubuhkan Pagar SLB Negeri Kanatang

Untuk pemandu dan juga rambu-rambu juga sangat penting, demikian ditegaskan lanjut Martina. “Rambu-rambu atau peringatan itu juga sangat penting keberadaannya. Pemandu juga demikian, bila perlu pemandu juga dibekali kemampuna untuk pertolongan pertama pada kecelakaan atau P3K,” imbuh Martina, yang ditemui media ini pasca pemberangkatan jenazah Priyo Budi Santoso ke Jakarta, di Bandara Umbu Mehang Kunda, Selasa (24/09) siang lalu. (ion)

Komentar