Waingapu.Com – Bertarung di depan Balai Kota Malang, Jawa Timur, Jumat (29/03) pukul 22 : 00 WIB, Defry Palulu, pemuda berusia 29 tahun asal Muhukaba, Kelurahan Kambaniru, Kecamatan Kambera, Kabupaten Sumba Timur (Sumtim), NTT, akhirnya resmi mengenakan sabuk juara kelas Bulu (57,1 kg) WBC Asia di pinggangnya. Adalah Ivor Lastrilla, petinju berusia 28 tahun asal Filipina yang menjadi lawannya dalam perebutan gelar yang lowong itu.
Kepada media ini lewat saluran WhatsApp, Sabtu (30/03) malam lalu, Defry yang berjuluk The Hammers itu mengatakn, pertarungan berlangsung ketat. Namun ketika ronde dua dan ronde tiga, kedua petarung terlibat benturan kepala, dampaknya adalah pelipis Defry luka dan mengeluarkan darah.
“Jadi karena benturan itu, pelipis saya pecah dan berdarah. Namun kami tetap bertarung dan saya tetap berthan untuk tetap bertarung semampu saya. Tapi tepat di akhir ronde enam, dokter dan wasit pertandingan hentikan tarung, dan langsung menghitung hasil, dan saya dinyatakan unggul, jadi sabuk juara berhak saya pegang,” jelas Defry sembari menjelaskan, lawannya Ivor Lastrilla, miliki rekor tanding 11 kali menang, lima kali kalah dan satu kali seri.
Ketika ditanya kemungkinan rematch dengan lawannya, mengingat pertandingan itu tidak berlangsung tuntas, dan dihentikan wasit karena insiden? Defry mengatakan, kemungkinan itu ada. Namun semuanya tegantung promotor pertandingan nanti.
“Kalau mau ketemu lagi saya tentu siap, tapi itu semuanya saya tidak bisa pastikan. Bisa ketemu lagi bisa pula tidak. Saya sebenarnya siap untuk tarung total, tidak harapkan benturan itu. Jadi sesuai aturan, kalau kejuaran begitu terjadi benturan atau insiden yang bukan karena pukulan, dan makin parah di tas ronde lima wasit berhak hentikan pertandingan dan point kedua pentinju dihitung,” timpalnya.
Terkait rencana ke depan, Defry yang kini mengemas rekor tanding 21 kali menang, dua kali kalah dan sekali seri itu mengatakan, ada kemungkinan dibulan Juli nanti akan mencoba merebut juara Internasional jika tidak ada halangan berarti.
Sebelumnya Defry sejatinya merupakan juara Asia untuk federasi yang sama, namun dikelas bulu super (58,9 kg). Namun gelar itu kemudian dilepasnya, karena lama tidak bertarung untuk mempertahankannya. “Sekarang saya tinggal satu sabuk ini, juara kelas bulu WBC Asia. Jadi sebenarnya saya pindah ke kelas ideal saya ini. Sabuk ini layak saya syukuri karena kehendak Tuhan Jesus ada di pinggang saya. Selain saya persembahkan untuk kebanggaan bangsa, juga terima kasih untuk dukungan doa keluarga, sahabat dan teman – teman di Kambaniru, Sumba dan juga seluruh Indonesia, yang selalu memotivasi saya,” pungkasnya. (ion)