Waingapu.Com – Wakil Duta Besar Australia untuk Indonesia, Allaster Cox menyatakan program INOVASI yang merupakan program kemitraan antara Pemerintah Australia dan Indonesia dilanjutkan di tahun mendatang di Pulau Sumba. Pasalnya, kata Dia, program ini bertujuan untuk menemukan dan memahami cara – cara untuk meningkatkan hasil pembelajaran siswa, khususnya yang berkaitan dengan literasi dan numerasi. Program INOVASI dalam bentuk pembelajaran multibahasa berbasis Bahasa Ibu nampak sangat membantu peningkatan kualitas kegiatan belajar dan mengajar.
“Ada kemungkinan untuk dilanjutkan ditahun mendatang. Karena prinsipnya kami mengakui bahwa masalah pendidikan dan ketrampilan anak adalah masalah yang sangat penting untuk masa depan Indonesia. Dan inipun diakui oleh pemerintah pusat, dalam hal ini pak Presiden terus mengkampaynekan pentingnya kualitas sumber daya manusia dipersiapkan untuk masa mendatang,” tandasnya kepada wartawan beberapa saat pasca mengikuti diskusi bersama Bupati dan Wakil Bupati serta sejumlah pejabat di Kabupaten Sumba Timur (Sumtim) Jumat (29/03) lalu.
Allaster juga memberikan tanggapannya terkait perkembangan literasi dan numerasi dalam program INOVASI yang telah dijalankan selama ini. Menurutnya,walaupun ada daerah – daerah yang punya anggaran yang cukup memadai untuk pendidikan anak, namun masalahnya ada dalam system untuk mendidik yang belum sesuai. Karena itu program INOVASI untuk tingkatkan ketrampilan anak dengan menggunakan bahasa ibu dan transisi dengan sumber materi, buku – buku dan alat pendidikan yang lain.
Juga tentunya, demikian Allaster, latihan bagi guru – guru untuk memulai proses mengajar dan belajar anak dengan bahasa Indonesia tidak secara mendadak, namun menggunakan bahasa ibu tetap sebagai bahasa pengantar bagi anak – anak di kelas awal.
“Banyak wilayah yang belum sepenuhnya memahami bahasa Indonesia. Dalam komunikasi anak lebih sering menggunakan bahasa ibu. Untuk itu pembelajaran jangan langsung dengan bahasa Indonesia secara mendadak. Anak – anak bisa bingung, dan setelah bingung konsentrasi kurang, tidak suka dalam kelas. Di Sumba Timur ini, juga diwilayah lainnya, karena di Indonesia ada tujuh propinsi yang menjalankan program INOVASI dengan pendekatan – pendekatan yang berbeda untuk peningkatan literasi dan numerasi bagi anak dengan menyesuaikan dengan kondisi daerah,” papar Allaster sembari menekankan bahwa dalam rentang 15 hingga 20 tahun terakhir ini banyak sekolah dan ruang kelas yang dibangun namun masalahnya kini bukan lagi sebatas sarana dan prasarana fisik tapi lebih pada kemampuan guru untuk mendidik anak dengan cara yang lebih mudah dan mengoptimalkan sumber daya yang ada disekitar lingkungan keluarga dan juga sekolah. (ion)