Waingapu.Com – Kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) hampir sebulan terkahir di Kabupaten Sumba Timur bahkan Pulau Sumba, NTT awalnya hanya terjadi pada jenis
Solar. Namun sejak beberapa hari terakhir, antrian atau kelangkaan juga terjadi pada jenis premium atau bensin. Antrian panjang, melelahkan dan memakan waktu itu juga berdampak pada terganggunya aktifitas warga.
“Saya sudah tiga hari lebih banyak waktu habis antri bensin di SPBU. Tadi saya antri dari jam lima pagi. Sampai sekarang belum juga dapat bensin. Jadi saya tidak bisa ojek lagi. Otomatis belum ada pemasukan. Kemarin malah pas sudah sampai di depan, tapi justru bensin pas habis,” jelas Robert Retang, seorang tukang ojek yang ditemui di SPBU Kambaniru, Kecamatan Kambera, Kamis (30/10) siang tadi.
“Saya korbankan waktu lima jam mengajar, saya juga ada rapat untuk persiapan pelaksanaan ujian semester. Mau tidak mau harus saya korbankan karena motor saya sisa bensinnya tidak cukup untuk menuju tempat kerja saya di luar kota,” jelas Yes Rangga, seorang guru yang juga terjebak dalam antrian.
“Travel itu kan jamnya mesti tepat untuk beroperasi. Tapi karena antrian seperti ini sudah terjadi hampir satu bulan. Maka jadwal juga tidak pasti. Sudah tentu mempengaruhi penghasilan saya,” timpal Agus, seorang pengemudi travel yang ditemui ketika mengantri solar di SPBU kilometer dua, Kecamatan Kota Waingapu.
Adapun secara umum warga yang ditemui berharap kondisi seperti ini segera berakhir, hingga aktifitas warga kembali normal. Warga juga berharap, pemerintah dan khususnya pihak Pertamina pusat hingga daerah memberikan kepastian suplai BBM, hingga kelangkaan dan keresahan warga tidak terus menjadi pemandangan rutin harian.(wyn)