Waingapu.Com – Warga berjubel atau berjejalan dalam antrian tak beraturan menjadi pemandangan rutin beberapa hari terakhir di sejumlah Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri favorit di Kota Waingapu, Kabupaten Sumba Timur (Sumtim), NTT.
Berhimpitan dalam antrian untuk mendapatkan kesempatan memasukan berkas ke dalam loket pendaftaran, untuk kemudian mendapatkan formulir, harus dilakukan oleh para orang tua calon siswa baru, juga para calon siswa baru itu sendiri. Niatan untuk masuk ke sekolah negeri favorit di dalam wilayah kota Waingapu, memang sejak lama merealita.
Sayangnya, pihak panitia penerima siswa baru dinilai oleh beberapa orang tua calon siswa minim inovasi, sehingga proses pendaftaran terkesan tidak efektif.
“Ini loketnya kecil, dan juga ditetapkan berdasarkan abjad nama calon siswa. Baiknya di pintu masuk sana sudah ada panitia yang bersiaga memberi nomer urut antrian, jika memang dibatasi sehari 100 orang pendaftar yaa, setelah nomer antrian habis yaaa ditutup. Lalu kemudian berdasarkan nomer antrian itu, panitia di loket memanggil nomer urut antrian. Tidak macam begini, bertumpuk di depan loket, tapi giliran sudah tepat di depan lubang loket, justru formulir tidak lagi bisa diambil, atau sudah ditutup, harusnya pengalaman yang lalu-lalu dibenahi ditahun berukutnya,” paparan celotehan juga kritikan salah satu orang tua calon siswa di SMA Negeri 02 Waingapu, Selasa (04/07) siang.
“Saya antri dari kemarin, sampai sekarang sudah dua jam saya belum juga bisa masukan berkas dan dapatkan formulir,”keluh Elizabeth seorang ibu yang datang untuk mendaftarkan anaknya sembari menggendong anaknya yang masih balita masih di SMA Negeri 02. “Tidak ada yang jaga di rumah, jadi saya bawa saja,”timpalnya.
Bernardus Nggaba, Kepala Sekolah SMA Negeri 02 Waingapu, kepada wartawan di ruang kerjanya, mengaku sudah berupaya maksimal demi kenyamanan para pendaftar.
“Saya sudah minta panitia untuk lebih sigap dan cepat serta ramah dalam menerima pendaftar. Tapi memang tak bisa dipungkiri, luar biasa animo siswa dan orang tuanya untuk mendaftarkan anaknya di sini. Padahal sesuai juknis dari Propinsi kami hanya bisa menerima 252 Siswa untuk tujuh rombongan belajar atau tujuh kelas. Hari pertama pendaftar yang diterima sudah 150 orang, hari ini juga demikian, nanti hari terakhir entah berapa lagi,” jelas Bernardus sembari menyatakan akan terus membenahi proses pendaftaran agar lebih efisien di masa datang.
Untuk para calon siswa yang telah mendaftar, demikian lanjut Bernardus, akan di seleksi lagi berdasarkan peringkat nilai, dan sejumlah kriteria lainnya hingga terpenuhi 252 siswa baru.
Suasana berbeda nampak di SMK Negeri 01 Waingapu. Terpantau antrian tidak sebanyak dan sepadat tetangganya di SMA Negeri 02. Di SMK Negeri 01, loket dibagi berdasarkan SMP asal calon siswa, dimana ada loket untuk calon siswa dari SMP dalam kota Waingapu, juga loket untuk calon siswa asal luar kota Waingapu.
Data dari Dinas Pendidikan Sumtim, sebagaimana diterima awak media ini dari Ruben Ngguli Ndima, selaku Sekretaris Dinas menyebutkan, sebanyak 4.678 siswa SMP yang lulus tahun 2017 ini. Angka lulusan inilah yang diyakini sebagian besar akan merebutkan kouta kursi dan bangku serta rombongan belajar yang tersedia pada sejumlah SMA dan SMK sederajat di Sumtim.
Sayangnya, Dinas Pendidikan Propinsi NTT – UPT Pendidikan Wilayah Kabupaten Sumtim, tidak dapat ditemui untuk memberikan data ketersediaan kuota maupun rombongan belajar untuk para calon siswa baru.
Oleh stafnya disebutkan, Septory Simon Swarday, selaku kepala UPT, tidak ada ditempat. “Kepala belum pulang sejak liburan lalu. Saya sudah hubungi juga kemarin tapi pak kepala bilang masih ikut serah terima Kadis Pendidikan Propinsi di Kupang,” kata satu-satunya staf yang ada di kantor UPT, Selasa (04/07) siang itu.(ion)