Waingapu.Com – Tenun ikat Sumba Timur, NTT sejak lama menjadi hasil karya khas yang memikat dan miliki nilai ekonomis tinggi. Tidak banyak yang bisa menenun namun tidak lantas membuat keterampilan itu tidak bisa dipelajari. Terkait hal itu, sejumlah warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan(Lapas) Kelas IIA Waingapu terkhususnya warga binaan wanita diberikan pengetahuan dan pelatihan dalam program pembinaan ketrampilan tenun ikat Sumba Timur.
Program ini bertujuan memberikan kesempatan bagi warga binaan wanita untuk mengembangkan ketrampilan baru, serta membantu mempersiapkan reintegrasi ke masyarakat. Demikian diungkapkan KaLapas Waingapu, Antonius H. J. Gili kepada wartawan dalam rilis yang diterima media ini, Kamis (18/1/2023) lalu.
Para peserta pelatiihan sebut Antonius, diberikan pelajaran keterampilan teknik dasar tenun ikat, mulai dari mempersiapkan benang, menciptakan pola-pola khas Sumba Timur, pencelupan warna hingga tahap akhir penenunan. Kegiatan ini tidak hanya berfungsi sebagai kegiatan produktif, tetapi juga sebagai sarana untuk membangun kepercayaan diri dan kemandirian para warga binaan.
“Kami berharap, melalui pembinaan keterampilan ini, para warga binaan khususnya blok wanita dapat memiliki keahlian yang dapat mereka terapkan setelah bebas. Sehingga mereka memiliki peluang yang lebih baik untuk mendapatkan pekerjaan dan berkontribusi positif dalam kehidupan bermasyarakat,” paparnya.
Dikatakan Antonius, para peserta program juga menyambut baik kegiatan inisiatif ini, Bahkan peserta menyatakan kegiatan pelatihan tenun ikat itu idak hanya memberikan keterampilan baru, tetapi juga memberikan rasa kebanggaan dan prestasi.
“Mereka berharap dapat terus terlibat dalam kegiatan serupa selama masa pidana mereka. Dapat pula kami sampaikan bahwa pembinaan keterampilan tenun ikat di Lapas Waingapu tidak hanya mendapat dukungan dari pihak internal, tetapi juga melibatkan kolaborasi dengan pihak eksternal, seperti para pengrajin tenun lokal dan lembaga non-profit yang peduli terhadap rehabilitasi narapidana,” urai Antonius.
Lebih lanjut Antonius menekankan, program dimaksud menjadi contoh bagaimana pembinaan keterampilan dapat menjadi solusi efektif dalam membantu para warga binaan, terutama para wanita, untuk mempersiapkan masa depan yang lebih baik setelah melewati masa pidana mereka. (ion)