Waingapu.Com – “Kalau luasannya seperti ini saya rasa untuk wilayah timur baru ini yang saya lihat paling luas dan besar. Ini khusus untuk kebun sayur dan bawang yaa, kalau untuk kebun jagung memang ada yang lebih luas. Ini bisa jadi model, apalagi ada rencana pengembangan dan perluasan di sebelah sana. Saya berikan apresiasi yang tinggi untuk kelompok tani ini dan juga Yayasan Komunitas Radio Max FM Waingapu yang sudah membantu dan memotivasi warga di sini khususnya anggota kelompok tani,” ungkap Wakil Bupati (Wabup) Sumba Timur (Sumtim), NTT, kala melakukan kunjungan dan panen perdana hasil sayuran kelompok tani (Poktan) Palindi Organik di Desa Laipandak, Kecamatan Wulla Waijillu, Jumat (08/06) lalu.
Ungkapan spontan Umbu Lili itu disampaikan ke sejumlah awak media massa kala ditanya seputar tanggapan Pemkab. Sumtim menyikapi bertumbuhnya beberapa lokasi baru budidaya sayur-sayuran organik di sejumlah Daerah Aliran Sungai (DAS). Umbu Lili yang kala itu nampak sumringah dan mengaku bahagia bisa kembali mendatangi tanah leluhurnya dari jalur sang Ibu lebih jauh menambahkan, potensi optimalisasi DAS di Sumtim sangatlah menjanjikan.
“Kalau potensi DAS di Sumba Timur sangatlah besar. Kendalanya adalah ketiadaan sarana. Bicara Das berarti bicara air sungai yang bisa dioptimalkan apalagi bila bisa diangkat ke atas. Untuk itu diperlukan teknologi, dan apa yang sudah dipertunjukan dan dikelola serta dibimbing oleh Yayasan Komunitas Radio Max FM dan kelompok tani disini adalah teknolgi yang sangat baik dan ramah lingkungan. Juga skema kerja sama yang dipakai juga bagus dan jika nanti berhasil terus tentu bisa kita replikasi untuk dilaksanakan dengan menggunakan anggaran desa ataupun kabupaten,” imbuh Umbu Lili.
Aperiasi yang diberikan oleh Umbu Lili tidak sebatas hanya ungkapan namun direalisasikan dengan tindakan nyata. Sebagian sayuran yang dipanen kala itu dibelinya. Rencananya akan dikonsumsi sendiri dan juga dibagikan kepada para pegawai di Rumah Jabatan. Tak hanya itu, Poktan Palindi Organik, yang sebagian anggotanya merupakan anggota Poktan Karya Lestari, yang mana merupakan induk dari Poktan Palindi Organik, dijanjikan bantuan satu unit hand tractors. “Nanti kalau hand tractor sudah ada hendaknya bisa lebih giat, bukan malah kemudian sekejab saja lalu spirit itu pudar,” timpal Umbu Lili.
Adapun kebun ini saat dipanen terdapat lima puluhan bedeng sayuran. Dan Sisanya lima puluhan bedeng lagi akan ditanami bawang tug-tug yang telah disemiakan benihnya. Hadirnya pompa Barsha dengan system EASI – Pay (bukan Easy pay sebagaiman diberitakan sebelumnya, red) dalam satu paket. Artinya, demikian dipaparkan oleh Adrianus Petrus Lagur, selaku Leader Project Yayasan Komunitas Radio Max FM, adalah untuk merangsang warga penerima manfaat Barsha tidak sebatas berleha-leha karena air dimudahkan untuk tiba ke kebun. “ EASI – pay secara sederhana adalah sebuah mekanisme atau pola yang dirancang oleh kami buat warga penerima manfaat Barsha ini. Jadi Barsha ada di sini tidaklah gratis namun disewa warga. Bayar sewanya adalah dengan hasil panen, bagaimana bisa panen? Yaa harus bekerja, optimalkan air yang sudah lebih mudah ini tiba ke kebun. Juga saat menanam aneka sayur tetap mendapatkan bimbingan dari tenaga teknis untuk mendapatkan hasil panen yang berkualitas,”papar Adrianus seraya menambahkan, Barsha sesewaktu bisa diambil kembali oleh yasayan jika warga tidak lagi sevisi terkait pola EASI – pay,” papar Adrianus.
“Jujur pada awalnya sebagian besar diantara kami pesimis bisa berhasil panen dalam kurun waktu satu bulan saja sejak mulai beroperasinya Barsha. Namun kali ini semua pesimisme itu bisa sirna. Kali ini kami panen sawi. Berikutnya akan ada aneka sayuran lain yang juga akan kami panen, kami sudah bulatkan tekad itu. Esok-lusa kami akan pindahkan anakan bawang tug-tug dan juga mulai meluaskan lahan lagi. Kami harapkan kami dikelompok ini bisa jadi virus yang mudah menyebar, kami walau segelintir tetap akan bekerja optimal dengan semangat JOS, jangan omong saja!” jelas Gerardus Nggau Behar, ketua kelompok tani Palindi Organic didampingi Hinggu Meharangga, salah satu anggota kelompok yang awalnya pesimis namun seiring waktu terbangun optimismenya dan menjadi motor penggerak Poktan ini. Keduanya diminta tanggapan media ini tepat disisi Pompa Barsha yang dipasang di aliran Sungai ‘Luku Waibara’ Waijillu. (ion)