Waingapu.Com – Pencurian yang disertai kekerangan (Curas) alias perampokan yang menimpa Thung Siong Hui (53) alias Ongko Hui di wilayah Hambawutang-Pahawura, Kecamatan Ngadu Ngala, Kabupaten Sumba Timur (Sumtim), NTT, Minggu (25/02) siang lalu, hingga kini masih menyisakan misteri terkait keberadaan para pelaku. Jajaran Polres Sumtim, khususnya Polsek pada lima Kecamatan, masing-masing Polsek Wulla Waijillu, Polsek Pahunga Lodu, Polsek Umalulu, Polsek Rindi dan Polsek Karera yang hingga kini masih terus menyelidiki dan menyusuri keberadaan dua orang pelaku perampokan itu.
Ditemui di Mapolres Sumtim, Selasa (27/02) siang kemarin, Kapolsek Wulla Waijillu, Iptu. Gusti Ngurah Bambang, membenarkan peristiwa perampokan itu. Dijelaskan Gusti, dari sisi jarak memang TKP perampokan lebih dekat dengan wilayah hukum Polsek Wulla Waijillu, namun secara administrasi pemerintahan, TKP masuk dalam wilayah Kecamatan Ngadu Ngala, yang merupakan wilayah hukum Polsek Karera.
“Sebenarnya memang itu masuk ke wilayah Ngadu Ngala, tapi beberapa saat pasca mendapat informasi dari warga terkait persitiwa itu, petugas kami langsung menuju TKP dan juga menyusuri keberadaan pelaku perampokan. Bahkan dibantu Kepala dusun Hambawutang, seluruh warga dikumpulkan, dan pada saat itu ditemui fakta bahwa ada salah satu warga yang justru tidak ada dan tidak diketahui keberadaannya. Ini bisa jadi petunjuk awal,” jelas Gusti sembari memastikan kasus ini telah dilaporkannya bersama Kapolsek Umalulu ke Kapolres Sumtim AKBP. Viktor M. T. Silalahi, guna mendapatkan arahan dan pihaknya senantiasa berkoordinasi dengan empat Polsek ‘tetangga’ lainnya.
Gusti juga mengimbau agar warga bekerja sama dan kepada pelaku untuk secepatnya menyerahkan diri karena petugas telah mulai dan terus bergerak mempersempit gerak terduga pelaku dengan terus menjalin kerjasama dengan pemerintahan Kecamatan dan Desa di empat Polsek yang bertetangga itu.
Kapolsek Umalulu, Iptu. Jumaeni, yang kala itu mendampingi Iptu. Gusti Ngurah Bambang, menjelaskan, korban perampokan telah melaporkan peristiwa itu ke Polsek Umalulu, Senin (26/02) lalu.
“Korban pasca peristiwa itu pulang beristirahat dan pulihkan kondisinya yang luka dan memar dianiaya pelaku ke rumahnya di Melolo. Esok harinya baru melaporkan ke Polsek Umalulu dan kami telah terima laporannya,” tandas Jumaeni.
Kronologis peristiwa itu, demikian Jumaeni lebih lanjut menjelaskan, Korban yang lazimnya mengemudikan truknya dengan muatan aneka jenis barang itu, memang dikenal sebagai pedagang keliling dan rutenya adalah Melolo, Rindi, Pahunga Lodu, Wulla Waijillu, Ngadu Ngala dan Karera. Dan kala peristiwa nahas itu terjadi korban sebenarnya baru saja pulang dari berjualan di Karera, namun kemudian diperjalanan, korban menghentikan truknya karena ditengah jalan ada rintangan kayu yang diduga kuat telah dipersiapkan dan dipasang pelaku perampokan.
“Saat pulang dari Karera, lagi jalankan kendaraannya, pas di TKP ada kayu yang palang melintang ditengah jalan. Jadi korban berhenti dan meminta dua kernetnya untuk bersama turun menyingkirkan rintangan dimaksud. Namun tiba-tiba diserang dengan batu dan muncul dua orang lengkap dengan parang lalu mengancam korban dan dua kernetnya. Dua pelaku tanpa menggunakan topeng atau penutup muka itu kemudian merampas tas korban yang berisi uang dan juga mencabut kunci kontak. Pelaku kemudian melarikan diri ke atas perbukitan,” urai Jumaeni mengutip pengakuan Ongko Hui saat memberikan laporan di Polsek Umalulu bersama dua saksi masing-masing Oriantonius Bunga dan Melkianus Hinggu, yang merupakan kernet turk Manalagi, bernopol ED 8862 A yang merupakan milik dan dikemudikan oleh korban.
Adapun peristiwa nahas itu hingga kini menjadi viral dan bahasan di jejaring pertemanan Facebook, pasca dibagikan oleh account Paul Toeboek. Aneka pendapat bernada simpati pada orban dan harapan agar pelaku secepatnya tertangkap dikemukan para warganet. Postingan itupun telah dibagikan ke sejumlah account dan group pertemanan di media sosial popular itu.(ion)