Waingapu.Com – Kampanye Partai Golongan Karya (Golkar) yang dilangsungkan di Lapangan Pemuda- Matawai, Kota Waingapu, Kabupaten Sumba Timur (Sumtim), NTT, Kamis (20/03) siang lalu, hingga kini masih terus menjadi bahasan dan penelusuran Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) setempat. Hal itu ditegaskan oleh Ketua Panwaslu, Anwar Engga, ketika dihubungi via telpon selularnya, Sabtu (22/03) lalu. Penegasan itu makin dikuatkan kala yang bersangkutan dihubungi via Short Message Service (SMS) Senin (24/03) malam.
”Sementara ditangani lanjutan. Klarifikasi menunggu pak Denny pulang dari Kupang,” demikian bunyi sms-nya menjawab sms Waingapu.Com seputar hasil investigasi lanjutan terkait keterlibatan Kepala Sekolah (Kepsek) SMA Muhamadiyah, Tukan Haju Abdullah yang disebutkan Jake dan Husnu dua orang stafnya, ketika dikonfirmasi wartawan beberapa saat pasca kampanye Golkar usai, membenarkan Kepsek memerintahkan siswa dipulangkan dan diliburkan terkait dengan surat yang diterima sekolah yang berisi undangan dan pemberitahuan adanya kampanye terbuka partai Golkar.
“Kami sudah temui kepala sekolah, namun yang bersangkutan menyangkal semuanya. Dia katakan tidak pernah memulangkan dan atau meliburkan para siswanya. Bahkan yang bersangkutan juga menyangkal menerima surat dari Ketua Yayasan atau Dewan Pembina yang ditandatanagi oleh Ali Umar Fadaq,” urai Anwar Engga, via handphonenya.
Pernyataan Kepala sekolah ini tentu bertolak belakang dengan pengakuan Jake dan Husnu, selaku Penjaga sekolah dan Guru di sekolah yang terletak di Kelurahan Kemala Putih, Kecamatan Kota Waingapu itu.
Seperti diberitakan sebelumnya, kedua staf di SMA Muhamdiyah itu mengakui siswa dipulangkan dan diliburkan kepala sekolah menyikapi surat yang diterima pihak sekolah dari Yayasan.
”Benar ada surat yang masuk dari yayasan, diterima kemarin(Rabu,19/03,-red). Pointnya menjelaskan adanya rapat atau kampanye akbar Partai Golkar, Surat itu ditandatangani oleh ketua yayasan Pak Ali Umar Fadaq,” urai Jake, yang menjabat sebagai penjaga sekolah. Pendapat senada dikemukakan oleh Husnu, seorang guru yang kala itu sedang memberikan bimbingan khusus bagi dua muridnya tepat di depan ruang guru.
Karena surat itu, demikian lanjut Jake, bisa menjadi alasan Kepala Sekolah untuk memulangkan para siswa, kemudian meliburkan kegiatan belajar mengajar (KBM) yang lazimnya berlangsung hingga sore hari di sekolah yang terletak di sekitar pemukiman padat itu.
Ketika ditemui usai digelarnya Kampanye Golkar saat itu, Anwar Engga, dan Denny Harakay, di Sekretariat Panwaslu mengaku akan mencermati informasi itu dan terus mencari bukti-bukti akurat guna melanjutkan proses sesuai aturan yang berlaku.
”Ali Umar Fadaq adalah ketua dewan pendidikan Muhamadiyah. Namun terkait dengan adanya surat yang ditandatanganinya dan mengarahkan pihak sekolah untuk ikut ambil bagian dalam kampanye tentu akan ditelusuri lebih lanjut,” jelas Anwar yang didampingi Denny Harakay Anggota Panwaslu setempat.
Lebih lanjut jelas keduanya, informasi itu berawal dari temuan panwas adanya anak yang tidak sekolah, setelah ditanya, siswa tersebut mengatakan sekolah diliburkan dengan alasan kepala sekolah mengintruksikan mereka untuk mengikuti kampanye.
”Kepala Sekolah mengintruksikan guru dan murid untuk mengikuti kampanye untuk menghormati atau menghargia undangan ketua dewan pendidikan Muhmadiyah, dalam hal ini saudara Ali Umar Fadaq. Saat saya coba check di sekolah ternyata memang sekolah sepi dan dilburkan. Saya sudah coba hubungi Kepala Sekolah, tapi mungkin nomer Handphonenya sudah diganti. Wakil Kepala sekolah juga sudah saya hubungi dan membenarkan itu,” papar Anwar.(ion)