PLN Bersikukuh: Listrik Pintar 100 Persen dan Bebas Pungli

oleh
oleh

Waingapu.Com – Walau terus dihujani kritikan bahkan umpatan oleh khalayak, PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) area Sumba tak jua membuat salah satu BUMN yang ada di Kabupaten Sumba Timur (Sumtim), NTT, itu ‘balik kanan’. Aneka kritikan yang bahkan menjelajah hingga dunia maya via situs jejaring sosial justru dianggap sebagai tambahan amunisi pihak PLN untuk terus berbenah. Kritikan yang terus mendera hingga pasca penganugerahan sertifikat rekor oleh Museum Rekor Indonesia (MURI) dalam hal penggagas dan penyelenggara listrik pintar (meteran pulsa) 100 persen, tak lantas membuat pihak PLN mundur, bahkan tetap bersikukuh sertifikat rekor yang mereka terima adalah sesuatu yang layak atau pantas.

PLN tetap bersikukuh, seluruh pelanggan kini telah menggunakan meteran listrik pintar alias meninggalkan penggunaan meteran ‘bodoh’ (meteran lama). Terkait dengan realita bahwa masih ada warga/konsumen yang menggunakan meteran jenis lama, PLN ternyata punya alasan tersendiri.

Baca Juga:  Mantan Penjaga Sekolah, Jadi Tersangka Pencetak Uang Palsu di Sumba Timur

”Secara administrasi sudah 100 persen. Tapi memang dalam pelaksanaan ada kendala sekitar100 lebih pelanggan yang tidak sukses saat pemasangannya tidak bisa di reset hingga perlu diinput ulang dalam aplikasi sistem PLN hingga saat kita pasang bisa langsung nyala. Tepatnya hingga saat ini ada 109 pelanggan, dan kami upayakan dalam dua hari ini bisa teratasi. Jadi secara administrasi dan systemnya memang telah 100 persen pelanggan menggunakan meteran listrik pintar,” papar Andreas Dj. Mehang, Manager PLN Ranting Sumtim, ketika mengadakan jumpa pers di ruang kerjanya, Senin (13/01) kemarin.

Tak hanya bersikukuh telah 100 persen pelanggan menggunakan meteran listrik pintar, Andreas juga menampik adanya pungutan liar pada warga yang meminta pemasangan baru ataupun penambahan daya di lingkup PLN ranting Sumtim bahkan area Sumba.

Baca Juga:  Hantar Dokumen DOB: Warga Datangi DPRD Sumtim

“Tidak ada Pungli, kalau sampai ada tolong laporkan ke saya untuk saya teruskan ke pimpinan. Tidak main-main itu, sanskinya jelas dan tegas yakni pemecatan. Itu sudah berlaku dari pusat hingga kami di daerah. Kami harap jika membutuhkan pelayanan kami baik pemasangan baru, penambahan daya juga permintahan listrik multiguna agar langsung berhubungan dengan petugas PLN dan tidak mempercayai pihak lain hingga tidak dibohongi dan dipungut macam-macam biaya liar,” paparnya.

Warga tentu akan menyambut baik keterbukaan dan ketegasan yang digariskan oleh petinggi PLN dan jajarannya. Namun tak dipungkiri, harapan warga yang terangkum dalam aneka kesempatan baik yangyang senagaja diminta pendapatnya maupun yang spontan menyatakan pandangannya berharap, rasa nyaman warga sebagai pelanggannya, tetap menjadi sesuatu hal yang urgen. Warga menyadari, pun memahami jika listrik yang digunakan harus padam sewaktu-waktu. Namun ada baiknya tidak dilakukan secara dadakan dan bagai dosis (resep) mengkonsumsi obat dokter 3 X 1 alias dalam sehari minimal 3 kali padam dadakan atau bahkan lebih.(ion)

Baca Juga:  Ada ‘Rumah Hantu’ di Translok Yubuwai

Komentar