Waingapu.Com – Jagad maya lebih dari sepekan terakhir heboh oleh kasus penemuan jenazah Axi Rambu Kareri Toga di kamar mandi Toko CK2 yang berlokasi di Payeti, Kecamatan Kambera, Kamis (18/1/2023) jelang petang lalu. Situasi yang sama juga terjadi dalam diksusi dan perbincangan lepas warga dalam aneka momen. Kata ‘Shower’ jadi trending dua dunia alias dua jagad itu.
Publik mempertanyakan keampuhan shower menahan beban, sementara sepengetahuan banyak warga alat dimaksud tidak cukup kuat untuk menahan beban lebih dari 20 kilogram. Tanya itu menyusul foto dan video serta informasi yang beredar baik di media sosial (Medsos) pun keterangan resmi dari penegak hukum yang menyatakan korban ditemukan tergantung dengan leher terjerat tali yang diikatkan pada shower kamar mandi toko CK2.
Tanda tanya khalayak kian membuncah seiring foto dan video yang tersebar menunjukkan shower, juga kaki korban tertekuk dan menyentuh lantai, lidah tidak menjulur dan mata tidak melotot, baju kaos korban bagian depan nampak basah, realita yang oleh publik dinilai tidak jamak terjadi pada korban Gantung Diri (Gandir).
Kalimat ‘Shower maut….’ yang dipublish seorang warganet mendapatkan ragam tanggapan. Adapula yang menuliskan ‘Kalau tower pasti kuatlah..Tapi SHOWER mana bsh menahan beban di atas 20 kg’ juga mendapatkan respon beragam dari sesama pengguna medsos paling populer di Sumba Timur, apalagi jika bukan Facebook.
Peristiwa nahas yang menimpa korban Axi Rambu Kereri Toga, pekerja anak yang masih berusia 16 tahun 8 bulan itu, yang justru baru bekerja 4 hari di Toko CK2 itu pantas mendapatkan atensi besar publik. Tidak terkecuali akademisi, tokoh agama, juga LSM dan organisasi kemahasiswaan yang tergabung dalam Aliansi Aksi untuk Axi.
Aliansi ini, Kamis (25/1/2024) siang lalu melakukan audiensi dengan Kapolres Sumba Timur AKBP Fajar WLS. Pertemuan yang kemudian membuahkan langkah maju, dimana akan kembali terbukanya penyelidikan kasus tewasnya Axi yang sejatinya telah dimakamkan tidak jauh dari rumah keluarganya di Sumba Tengah itu.
Langkah autopsi menjadi satu dari aneka langkah yang akan dilakukan oleh Polres Sumba Timur dibawah komando AKBP Fajar WLS.Hal itu untuk menjawab atensi publik yang tinggi terkait dengan sebab musabab tewasnya Axi Rambu Kareri Toga.
Kapolres yakin langkah untuk mencari kebenaran sejati tidak akan bisa dihambat oleh apapun, sekalipun TKP sudah dirubah atau ada upaya pihak lain untuk mengutak-atiknya.
“Apapun dan bagaimanapun TKP dibersihkan atau dirubah dari kondisi awalnya dari jejak-jejak kejahatan, saya yakin kalau memang niat kita itu untuk mencari kebenaran sejati akan ada petunjuk dari mana-mana,” tandas Fajar menjawab kekuatiran Aliansi Aksi untuk Ax perihal TKP yang secara kasat mata tidak diberi Police Line.
Tidak hanya itu, Fajar WLS kala diwawancarai wartawan pasca audiensi dengan Aliansi Aksi untuk Axi juga memastikan autopsi akan dilakukan secepatnya. Juga akan mendalami keterangan saksi- saksi termasuk RK, oknum aparat yang oleh Aliansi dalam kronogisnya yang diserahkan ke Kapolres disebutkan miliki peran dalam kisah tewasnya Axi Rambu. Provost dimintai Kapolres untuk memeriksa RK dan penyidik Pidum mendalami kembali keterangan KK, pemilik Toko CK2.
“Provost harus memeriksa RK untuk pendalaman penyelidikan kasus ini. Majikan korban juga tentunya akan kembali didalami keterangannya bersama saksi-saksi lainnya,” tandas Fajar.
Informasi lainnya yang diterima media ini dari Umbu Padjaru Lombu, Ketua Prodi Hukum Unkriswina Sumba yang juga tergabung dalam Aliansi Aksi untuk Axi, Sabtu (27/1/2023) siang lalu menyatakan, keluarga korban telah mencabut surat penolakan autopsi.
“Slmt siang umbu, kmren Pak Kasat yg lansung bertmu keluarga di anakalang dan sudh urus surat kelengkapannya umbu, maupun surat pencabutan autopsi yg sd ditanda tgan oleh keluarga pada saat korban di bawa ke anakalang,” tulis Umbu Padjaru Lombu menjawab WA yang dikirimkan wartawan media ini.
Informasi dan realita yang terus berkembang ini tentunya akan menjadi langkah maju dari pengungkapan kepastian sebab musabab kematian Axi Rambu, tinggal menunggu kapan waktu pasti akan digelarnya autopsi juga tentunya hasil akhir dari penyelidikan kasus ini. Waktu akan menjawabnya, dan tentunya publik mengharapkannya tidak terlampau molor sembari mendukung sikapdan respon positif dari Kapolres AKBP Fajar WLS.
“Ini Fajar bos, kalau beliau sudah bilang A pasti akan dilakukan, lihat saja nanti,” ungkap salah satu anggota korps Tribrata di Mapolres Sumba Timur pada wartawan media ini beberapa waktu lalu.(ion)