SID Mitra ChildFund Dukung Pemerintah Ciptakan Sekolah Ramah Anak di Sumba Timur

oleh
oleh
Pelatihan Ramah Anak

Waingapu.Com – Sumba Integrated Development (SID) mitra Childfund mendukung Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumba Timur, NTT sebagai kabupaten layak anak. Bentuk dukungan itu diwujudkan secara spesifik pada terciptanya Sekolah Ramah Anak (SRA). Sehubungan dengan harapan itu, SID melaksanakan kegiatan Pelatihan Positive Discipline bagi guru. Kegiatan itu sendiri dilaksanakanan selama tiga hari dan dibuka secara resmi oleh Yunus D. Wulang, Kepala Dinas Pendidikan setempat, Selasa (08/02) di aula Hotel Elvin.

Selepas ceremonial pembukaan dan arahannya, kepada media ini, Yunus menyatakan apresiasinya atas peran serta seluruh elemen dalam mendukung program pemerintah dalam kaitan peningkatan kualitas dunia pendidikan. 

“Kegiatan SID kali ini selaras dengan apa yang telah dilakukan oleh pemerintah daerah yang sudah mencanangkan kabupaten layak anak, dimana angka kekerasan pada anak tidak sampai terjadi atau minimal bisa ditekan. Program Sekolah ramah anak yang hari ini dimulai dengan pelatigan ke depannya tentu perlu action di lapangan dan juga dimonitor. Hal ini penting agar benar-benar menciptakan suasana sekokah yang ramah anak, jauh dari kekerasan juga diskriminasi,” tandas Yunus. 

Baca Juga:  Lebih Dari 26 Ribu Warga Sumba Timur Sudah Tervaksinasi Covid-19

Andreas Umbu Moto, selaku penanggung jawab program tahap hidup 2, (LS 2) SID Mitra Childfund pulau Sumba, secara terpisah di sela-sela kegiatan ini menuturkan, Kabupaten layak anak yang dicanangkan pemerintah daerah tentu perlu keterlibatan ragam elemen. Karena itu, SID melihat dan merasa perlu untuk berperan menciptakan situasi yang sama di lingkungan pendidikan. Melalui Pelatihan Positive Discipline yang didalamnya adalah terciptanya Sekolah Ramah Anak (SRA). 

Dipaparkan Andreas, SRA tentu  perlu secara maskimal menjamin dan memenuhi hak-hak anak dalam setiap aspek kehidupan secara terencana dan bertanggungjawab. 

“Prinsip utama adalah Non Diskriminasi, Kepentingan terbaik serta Penghargaan terhadap anak. Sekolah yang terbuka untuk melibatkan anak berpartisipasi dalam mengelola perilakunya. Implementasi SRA tersebut memberikan jaminan untuk semua anak bisa aman, nyaman dan senang bersekolah untuk mendapatkan pendidikan dan mengembangkan diri,” urai Adreas.

Baca Juga:  SMA Kristen Payeti Serius Kembangkan Bakat Siswa

Pelatihan Positive Discipline kali ini menghadirkan 13 Kepala Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Beberapa kegiatan penunjang lainnya yang akan dilakukan adalah pelatihan kepada guru, personal sekolah, dan  komite sekolah mengenai metode pembelajaran aktif, kreatif, dan menyenangkan (PAIKEM). Juga disiplin positif dan pendidikan karakter, serta managemen sekolah.

“Pendampingan bagi 13 sekolah ini, diharapkan bisa menjadi sekolah model penerapan Positive Discipline sebagai metode yang didalamnya ada implementasi sekolah ramah anak. Jadi lebih fokus pengurangan terjadinya kekerasan pada anak di sekolah. Ada beberapa metode proses pembiasaan yang didukung oleh beberapa instrumen yang akan dilakukan di kelas diantaranya absen mandiri, papan gotong royong siswa, kotak sarapan siwa dan jam kehadiran siswa untuk pembiasaan bagi siswa dalam proses KBM  di sekolah,” papar Andreas.    

Baca Juga:  Sumtim Kembali Terpuruk: 54 Siswa Tidak Lulus UN SMP

Ke-13 sekolah dimaksud tersebar pada tiga Kecamatan, masing-masing Kota, Kanatang dan Nggaha Ori Angu (Nggoa). Untuk kecamatan Kota dan Kanatang masing total empat sekolah dan sisanya di Nggoa. Banyaknya sekolah di Kecamatan Nggoa yang didampingi adalah bertujuan untuk menjadikan Kecamatan ini sebagai model dari Kecamatan Layak Anak. (ion)

Komentar