Waingapu.Com – Kunjungan Ketua Umum (Ketum) Partai Golongan Karya (Golkar), Aburizal Bakrie (ARB) ke empat Kabupaten di Pulau Sumba selama dua hari (04-05/02) telah berakhir Rabu (05/02) siang kemarin seiring keberangkatan ARB bersama rombongan via Bandara Umbu Mehang Kunda(UMK), Waingapu,Sumba Timur (Sumtim), NTT. Kunjungan yang mengesankan tentunya bagi para kader dan simpatisan partai berlambang Beringin Rimbun itu. Betapa tidak? ARB kembali ke Sumtim untuk ke-2 kalinya pasca menghadiri pelantikan Bupati dan Wakil Bupati beberapa tahun silam.
Sukacita kader dan simpatisan Partai Golkar itu bahkan merambah kepada warga yang boleh jadi tidak begitu peduli dengan hingar bingar politik dan sepak terjang politisi, seiring hadirnya Nia Ramadhani, menantu ARB yang mungkin saja lebih dikenal warga sebagai bintang film dan sinetron papan atas.
Sumringah senyum kader dan simpatisan, terkait kedatangan sang Ketum yang juga Calon Presiden (Capres) Partai Golkar, berjalan seiring dengan senyum puas sejumlah warga yang antusias melihat, berjabat tangan, hingga berfoto bersama Nia Ramadhani.
Terpantau dalam kunjungan ARB yang didampingi menantu cantiknya, para kader, simpatisan dan tokoh partai Golkar dengan serius mendengar dan mendampingi ARB, namun disisi lain, mata warga yang dikunjungi bahkan yang berasal dari luar lokasi perkunjungan justru tertuju pada Nia Ramadhani, sembari memikirkan cara dan menunggu saat yang tepat untuk bisa mendekat dan berfoto bareng sang idola.
Situasi itu begitu nampak dalam kunjungan ARB dan rombongan di perkampungan nelayan di kawasan Kampung Bugis dan sanggar tenun ikat khas Sumtim di Kampung Kaburu, Kallu, Kecamatan Kambera, Sumtim.
Namun sehari sebelumnya, Selasa (04/02) siang, tepatnya di depan Gereja Kristen Sumba (GKS) cabang Kambaniru, jalan Gatot Subroto, baliho besar yang memajang foto ARB, Setyo Novanto, dan Gidion Mbiliyora, tak kuasa melawan kuasa alam. Angin yang sebelumnya berhembus cukup kencang mematahkan tiang penyangga baliho hingga baliho ambruk tak berdiri sempurna. Bahkan beberapa bagian baliho menyentuh tanah.
Kembali ke suasana kunjungan ARB yang ditemani isterinya, Tatty Murnitriati Bakrie,dan menantunya, Nia Ramadhani ke sanggar tenun Kaburu, Kallu, yang disambut sukacita dan antusias warga ternyata juga diwarnai dengan suasana yang sedikit memanas. Pasalnya sempat terjadi adu argumen yang dipicu kekesalan Diki Takanjanji alias Ama Tukang, pemilik rumah yang menjadi lokasi sanggar pada sikap Ansor, selaku anggota team Setyo Novanto (dilihat dari seragamnya, -red).
Ama Tukang dengan nada keras menyatakan pada Ansor, yang beraktifitas layaknya protokol pejabat eksekutif untuk tidak menyepelekan tatacara dan adat istiadat orang Sumba, khususnya warga di Kampung Kaburu, Kallu.
Ama Tukang nampak sangat kesal dan tidak terima pernyataan Ansor yang mempersilakan ARB dan rombongan untuk langsung meninjau aktifitas tenun ikat di sanggar itu. “Tidak bisa begitu, mana baru sampai langsung lihat aktifitas tenun, duduk dulu, kan ada kursi yang disiapkan. Kami sajikan dulu sirih pinang, jangan main-main dengan adat kami, kalau saya tahu kayak begini, buat apa saya terima, saya tidak mau,” tandas Ama Tukang kesal, pada Ansor.
Ansor sempat berkelit, bahwa sudah diatur semua dan bisa disajikan sirih pinang setelah lihat-lihat aktifitas sanggar. Namun Ama Tukang ngotot, bahwa hal itu bukanlah budaya Sumba. “Tolong hormati dan hargai kami dan budaya kami,” imbuhnya kesal.
Beruntung, suasana akhirnya mencair beberapa saat kemudian pasca Ama Tukang ditenangkan oleh Palulu P. Ndima, ketua DPD Partai Golkar Sumtim. Ama Tukang akhirnya bisa lega, karena ARB dan rombongan akhirnya lebih memilih duduk dan menerima sajian sirih pinang yang dihantar gemulai tarian gadis Sumba, berbalut songket pahikung dengan senyum tulusnya yang tak kalah manis dengan senyum yang tersaji dari bibir Nia Ramadhani.(ion)