Waingapu.Com – Seiring kemarau dan kekeringan yang terus mendera wilayah Pulau Sumba, warga di sejumlah wilayahpun mulai dilanda kecemasan terkait stok pangan yang lazim dikonsumsinya mulai menipis bahkan habis. Seperti halnya warga kampung Waipanjelu, Desa Tana Mbanas Selatan, Kecamatan Umbu Ratu Nggay, Kabupaten Sumba Tengah (Sumteng), NTT. Warga kampung ini sejak beberapa pekan lalu mulai menyusur perbukitan dan lembah, menuju hutan untuk mencari ‘Ui’ atau umbi-umbian hutan.
Seperti disaksikan beberapa waktu lalu, sekelompok warga nampak menuruni bukit menuju sebuah hutan kecil, sekira dua kilometer dari kampung mereka. Dengan peralatan seadanya, seperti kayu yang diruncingkan, pisau serta karung, warga dibawah terik mentari menyusuri bukit dan lembah.
“Kami mau pergi cari ui, karena jagung di rumah juga sudah mau habis. Panen jagung lalu tidak bagus, hasilnya sedikit,” jelas Luku Waluwanja (62) ditemani isterinya Kamis Kanjanga Reha (61) yang ditemui ketika sedang menggali umbi hutan.
“Ini ubi setelah dikupas dan diiris. Nanti kami jemur dua tiga hari setelah itu, kami pergi rendam lagi di kali dua tiga hari, lalu kami jemur,” urai Nggay Hamba Pulu (39) warga lainnya yang ditemui.
Proses panjang untuk mengolah umbi hutan itu harus dilalui warga, karena ubi ini diketahui mengandung racun berbahaya. Racun dari umbi ini bahkan sudah diwaspadai sejak warga mulai mengupas dan mengiris umbi hutan itu. “Tangan harus dialas dengan karet atau plastic, kalau tidak gatal nanti. Selain itu kalau tangan juga bisa luka, lukanya juga lama baru sembuh kalau kena racun ubi,” imbuh Nggay.(ion)