Tiang Listrik Jadi Trending Topik

oleh
oleh
Sepritus Tangaru Mahamu

#Tiang Listrik menjadi hastag yang fenomenal setelah kamis malam. Tiang listrik mungkin juga akan segera menjadi sebuah lagu, kita tunggu saja lagunya dirilis. Setelah sekian lama luput dari pembelaan dan pujian, baru lagi kali ini PLN dibela jutaan orang dari Sabang sampai Merauke, mungkin PLN hanya sebagai pelampiasan semata? Oh PLN terima kasih untuk materi ini dan bahan status WA, FB, IG dan BBM dan mereka yang kekinian yang tidak cukup mendengar, melihat dan menganalisis.

Kamis malam seperti sebuah tragedi pembodohan yang fenomenal dikalangan para manusia-manusia plagiat menjadikan sebuah kejadian yang mengesampingkan hati nurani dimana orang yang ditimpa musibah dan merupakan pimpinan DPR-RI malah dijadikan lelucon didunia maya. Walau sebenarnya juga beliua sedang dalam proses penyelidikan mengenai kasus E-KTP tapi dengan status dan meme yang beredar dimedsos bisa saja mengganggu proses yang berlangsung.

Baca Juga:  Menjadikan Tenun Ikat Sebagai Mata Pencarian Perempuan Atambua

Miris ketika melihat semua orang sibuk mengupdate status hanya sekedar turut meramaikan hastag tiang listrik tapi tidak benar-benar mengerti apa yang sebenarnya terjadi bahkan tidak pernah mengikuti perkembangan berita dari kasus E-KTP yang seakan belum terselesaikan hingga saat ini. Apakah ini memiliki hubungan erat dengan kisruh yang terjadi dalam kubu partai Golkar? Ataukah ini hanyalah pertarungan elit-elit atas yang menyisipkan kepentingannya di ajang pesta demokrasi 2018 dan 2019? Biarlah pertanyaan-pertanyaan itu dijawab oleh waktu yang terus bergulir karena dari sini percuma berteriak karena tidak akan terdengar. Cukuplah jika kita bersuara dalam doa untuk Indonesia yang lebih baik tanpa perpecahan.

Jangan biarkan fokus kita hanya tertuju pada satu persoalan dimana sudah ada yang menanganinya. Jangan biarkan kita ditunggangi oleh trending topik dimedsos, atau sekedar mengumbar bahwa kita peduli pada negara ini padahal disekitar kita padang masih sering dibakar, sekolah yang atapnya bocor, fakir miskin yang tetap terlantar, kelaparan dimana-mana dan kid’s zaman now yang semakin menjadi dan luput dari pengawasan.

“Mengkritisi sesuatu bukan untuk memojokkan orang tapi untuk menyatakan kesalahan dan menawarkan solusi.”-Umbu Nababan-

Penulis: Sepritus Tangaru Mahamu

Baca Juga:  Masyarakat Adat Umalulu & Pataning Siap Lakukan Pemetaan Wilayah Adat

Komentar