Banjir Kerap Pupuskan Niatan Sekolah Anak Pinduhurani

oleh
oleh
Oktafianus Mbau

Waingapu.Com – Hujan yang sering membasahi wilayah Kecamatan Tabundung akhir-akhir ini, memang menjadi berkah bagi para petani di sana. Tanaman bahan telah menghijau bahkan sebagian jagung petani sudah mulai meninggi. Namun di sisi lain, puluhan siswa dan siswi di Desa Pinduhurani acapkali dikungkung oleh dampak hujan yang berintensitas tinggi itu. Hujan sering berakibat banjir di sungai yang membelah desa itu. Sungai yang saban hari diseberangi, sering alami banjir dengan luapannya yang mencemaskan.

Kondisi itu membuat puluhan anak di wilayah itu, yang punya niatan sekolah tinggi tak lagi bisa ke sekolah. Demikian dikisahkan oleh Oktofianus Mbau, camat setempat, kepada wartawan di Kantor Kecamatan, kala ditemui Selasa (14/11) lalu.

Baca Juga:  Warga Dumay Tanggapi Pemberitaan Proyek di Sumtim

“Ada sekitar tigapuluhan anak di Laluku dan Tamma, kalau hujan dan kemudian sungai banjir tidak bisa ke sekolah. Kalau sampai mereka nekad seberangi sungai tentu berbahaya sekali bagi keselamatannya,” kisah Oktofianus.

SDM Billa

Kisah Oktofianus itu diamini oleh Nikodemus Karang, seorang tokoh muda desa Pinduhurani dan juga kader Posyandu setempat yang kala itu berada ditempat yang sama. Menurut Nikodemus, ponakannya bersama rekan-rekan ponakannya dalam waktu kurang dari dua minggu terakhir telah tiga kali urungkan niat ke sekolah.

“Ponakan saya dan kawan-kawannya sekolah di SDM Billa. Dari rumah sudah pakai seragam namun saat sampai di dekat kali, ternyata kali ada banjir. Batal sudah jadinya mereka ke sekolah. Mereka pulang ke rumah sudah,” jelas Nikodemus.

Baca Juga:  Ini Penyebab Bus Kayu Monica Terbalik di Tanjakan Terjal di Kecamatan Tabundung

Kisah Oktofianus dan Nikodemus mengingatkan media ini pada kisah serupa yang dituturkan Aldita Anisa, seorang tenaga pendidik dalam program Sarjana Mendidik di daerah Terluar, Terdepan dan Tertinggal (SM3T) silam. Kisah-kisah mereka yang dibalut harapan kedepannya sungai atau kali ini bisa tersedianya jembatan gantung, tempat dimana anak-anak Tamma dan Laluku di desa Pinduhurani bisa menggantungkan harapan untuk menyeberangi sungai, mewujudkan asa menggapai cita, menuntaskan spirit sekolah dan belajar mereka yang tak luruh oleh hujan yang mengguyur tanah dan tubuh bocah-bocah di sana.(ion)

Komentar