Waingapu.Com – Tahun 2020 telah bergulir belasan hari, tahun yang mana nantinya masyarakat Kabupaten Sumba Timur (Sumtim) – NTT akan melaksanakan pesta politik untuk memilih dan menentukan pilihan Bupati dan Wakil Bupati. Sepasang figur akan ditentukan oleh rakyat yang mempunyai hak pilih nantinya. Namun untuk mewujudkannya perlu ada situasi yang aman dan kondusif baik menyongsong, saat pelaksanaan bahkan pasca pesta itu dilangsungkan. Tommy Umbu Pura, tokoh adat Praing Umalulu menyatakan harapannya juga menyerukan terciptanya kondisi ideal itu.
“Semoga dalam Pemilu kali ini kita hadapi dengan suasana teduh, nyaman dan tenteram.Hinggga nantinya bisa menghasilkan pemimpin yang betul-betul bisa membawa Sumba Timur makin lebih baik dalam pelbagai aspek ke depannya,” tandas Tommy kepada media ini.
Tommy yang juga merupakan anggota legislatif atau wakil rakyat dari Darah pemilihan (Dapil) tiga, yang meliputi kecamatan Umalulu, Rindi, Kahaungu Eti, Pahunga Lodu dan Wulla Waijillu, menegaskan pihaknya tidak menampik adanya gesekan atau gejolak di wilayah yang merupakan Dapil-nya, dalam kaitan investasi. Terkait hal itu, Tommy memastikan prinsipnya juga masyarakat adat tidak anti investasi atau investor.
“Saya bisa pastikan bahwa dari awal masyarakat adat tidak ada yang alergi investasi atau menolaknya. Bahkan masyarakat mau berpatisipasi dan mengawal proses investasi,” tandasnya. Hanya kata dia, yang menjadi persoalan jika hak-hak masyarakat tidak dianggap, direbut atau dihilangkan. Semisal, tempat-tempat ritual dirusak, pasti siapapun dia pasti akan marah. Selama semuanya saling menghormati, duduk bersama antara pihak pemerintah, investor dan masyarakat untuk menghasilkan solusi bijak tentu tidak akan ada persoalan atau gejolak,” tegasnya kala ditemui di pelataran gedung DPRD Sumtim, Kamis (16/01) siang lalu.
Umbu Tay Rawambaku, selaku Kepala Desa Watupuda, Kecamatan Umalulu yang ditemui terpisah bersama Eliazer selaku tokoh pemuda setempat juga menyatakan hal senada. “Kepada masyarakat Watupuda khususnya dan Sumba Timur umumnya saya himbau untuk ciptakan suasana aman, damai dan sejuk, dalam menyongsong pelaksanaan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati mendatang. Hal ini tentu untuk kebaikan kita semua dalam kesatuan mewujudkan Matawai Amahu Pada Njara Hamu,” tandas Umbu Tay.
Seperti pernah diberitakan pelbagai media, kehadiran investasi khususnya dalam bidang perkebunan monokultur yang dilaksanakan PT. Muria Sumba Manis (MSM) di Sutim, sejak 2015 silam diwarnai gejolak. Perusahaan yang melakukan investasi dalam bentuk perkebunan tebu dan nantinya juga akan mendirikan pabrik gula itu beberapa kali berbenturan dengan masyarakat khususnya masyarakat adat Praing Umalulu. Perusahan dinilai masyarakat adat melakukan privatisasi sumber air, mencederai dan mengabaikan situs-situs tempat ritual adat aliran Marapu dan juga persoalan perburuhan dan penguasaan lahan yang sebelumya dikenal dan digunakan masyarakat sebagai padang pengembalaan ternak. (ion)