Apresiasi Spirit Petani Hupumada, Bupati Sumba Barat Beli Sayur Seharga 48 Juta

oleh
oleh
Bupati Panen Sayur Organik

Waingapu.Com – Bupati Sumba Barat (Sumbar),NTT, Agustinus Niga Dapawole mengagumi semangat atau spirit para petani di Desa Hupumada, Wanokaka, yang mulai mengoptimalkan lahan di sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS) Wanokaka, denga menanami aneka jenis sayuran. Kekaguman Bupati Niga, demikian warga biasa menyapa orang nomer satu di Kabupaten Sumba barat itu, tidak hanya sebatas kata dan kalimat, namun direalisasikan dengan membeli atau memborong 49 bedeng sayur, dengan harga satu juta rupiah untuk masing-masing bedeng.

Senin (16/07) siang, Niga yang kala itu didampingi Wakil Bupati Sumbar, Marthen Ngailu Toni, Sekda Sumbar Umbu Dindu Dedi, menaruh harapan, hal positif yang dilakukan 25 warga yang tergabung dalam anggota kelompok tani organic GMS Jemaat Hupumada cabang Toupopu-Wanokaka itu, bisa menjadi virus yang menyebar bagi warga lainnya.

Bupati Panen Sayur Organik

“Sungai ini ada disini, maka harus dimanfaatkan optimal. Jika tidak dimanfaatkan dengan baik, Tuhan bisa marah. Saya berharap petani disini dan spiritnnya bisa menjadi virus bagi warga dan petani lainnya di Wanokaka bahkan Sumba Barat,” tandas Niga.

Baca Juga:  Stok Jagung & Beras Menipis, Warga Pambotanjara Cari Ubi Liar

Bupati Niga pasca melakukan panen perdana didampingi Hermanus Ndahawali, selaku Pendeta Jemaat Hupumada dan juga motovator kelompok ini, dan sejumlah pimpinan OPD itulebih jauh memaparkan, niatnya bersama rombongannya memborong sayuran para petani adalah bentuk penghargaan yang tulus bagi spirit para petani.

Bupati Panen Sayur Organik

“Ini supaya tambah memberi semangat, jangan nanti setelah ini justru semangat surut. Untuk jemaat disini, kita beli senua 48 bedeng dengan harga satu juta perbedeng. Tuhan memberkati kita semua dan ketulusan kita semua yang hadir disini,” imbuh Niga.

Mathen Deta, ketua kelompok tani Jemaat Hupu Mada menyatakan terima kasihnya atas apresiasi posoitif Bupati Sumbar dan jajarannya. Selain itu ungkapan terima kasih juga ditujukan pada Yayasan Komunitas Radio Max Waingapu.

Baca Juga:  Langka Terjadi, Pohon Pisang Berjantung & Bertandan Empat di Okahapi 

Mesin Barsha

“Yayasan Komunitas Radio Max Waingapu telah membantu kami dengan hadirkan pompa barsha. Hingga lahan kami yang sebelumnya kami Tanami sedikit sekali karena air harus kami timba bolak balik, sekarang 24 jam mengalir tidak berhenti. Kami juga terus diberikan dampingan cara bertani organic yang baik, juga cara membuat pestisida organic. Jadi selain air diangkat dengan pompa barsha tanpa biaya BBM juga kami bisa memanfaatkan aneka potensi lain disekitar kami untuk pupuk dan pestisida organic,” urai Marthen.

Heinrich D. Dengi, dari Yayasan Komunitas Radio Max Waingapu, dalam kesempatan memaparkan programnya di depan para anggota kelompok juga pada Bupati Sumba dan rombongan menegaskan, pompa barsha yang ada di sungai Wanokaka dan membantu petani mengalirkan air ke lahan mereka bukanlah bantuan cuma – cuma atau gratis.

“Jadi skema bantuan yang kami berikan ini berbeda yakni pompa tidak diberikan secara gratis tapi disewa oleh para petani dalam kelompok. Kita sepakati bersama sistem sewanya, dan pompa ini tetap menjadi milik yayasan, sewanya dibayarkan dengan memberikan hasil panen sesuai dengan kesepakatan. Dan akan diambil kembali oleh yayasan jika tidak lagi dimanfaatkan. Karena itu, jika mau tetap pakai pompa ini yaa harus tetap bekerja dan optimalkan air yang diangkat pompa ini,” tandas Heinrich.

Baca Juga:  Kekeringan di Sumtim: 52 Desa Terancam Rawan Pangan

Pompa barsha yang merupakan produc Aqysta Belanda itu hanya memanfaatkan arus air sungai, dimana pompa digerakan dan memompa air dari sungai ke kebun atau lahan di bantaran sungai. Kemampuan pompa ini bisa menaikan air secara vertical setinggi 20 meter dan dan dapat memompa air sejauh dua kilometer dari titik pompa diletakan. (ion)

Komentar