Bidan di Sumba Timur Masih Ada yang Gaptek, ini Solusi yang Diterapkan IBI

oleh
oleh

Waingapu.Com – Penggunaan aplikasi dengan memanfaatkan teknologi dalam mendukung peran kerja bidan dan upaya untuk mendapatkan Surat Tanda Registrasi (STR) hingga kini terus dioptimalkan oleh Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Cabang Sumba Timur, NTT. Namun diakui masih ada segelintir bidan yang masih Gagap Teknologi (Gaptek) yang tak bisa dipungkiri menjadi persoalan ketika beralih ke sistem dari seblumnya manual.

Hal itu diungkapkan oleh Bidan Maria Christina Endang Sukartiningsih, Ketua Pengurus Cabang IBI Sumba Timur, pada wartawan di sela-sela kegiatan Rakercab di Gedung Nasional Umbu Tipuk Marisi, Waingapu, Rabu (31/5/2023) pagi lalu.

“Untuk mendapatkan Surat Tanda Registrasi atau STR itu kita dari yang manual sekarang ke sistem. Nah masa transisi itu yang membuat teman-teman perlu waktu untuk beradaptasi. Persoalannya bagaimana teman-teman ini contohnya ada teman-teman yang telah menua Gaptek untuk masuk dan menggunakan aplikasi secara online,” urai Endang.

Baca Juga:  Serbuan Vaksin Kodim 1601 Sumba Timur, 211 Warga Dilayani Vaksin Astra Zeneca

Menyiasatinya kata Endang, IBI Sumba Timur membuat satu WA group IC atau Info Center yang dimaksudkan sebagai ruang untuk para anggota bertanya dan mendapatkan informasi. 

“IC ini adalah group yang menfasilitasi anggota dalam pengurusan KTA, STR  dan lainnya. Pokoknya yang berhubungan dengan online. Jadi di setiap Puskesmas ada figur terpilih yang berkompeten dalam hal IT untuk bisa membantu rekan – rekan anggota  IBI,” paparnya.

Ke depannya kata Endang, seluruh anggota IBI di Sumba Timur jangan menjadikan aplikasi itu sebagai hambatan namun bisa terus mengadaptasi diri dengan sistem aplikasi. 

“Dan ingat saat kita masuk ke sistem yang telah diprogram sedemikian rupa, sehingga kalau kita salah klik saja akhirnya salah, jadi teruslah beradaptasi,” tukas Endang sembari menambahkan jumlah anggota IBI Sumba Timur mencapai 474 orang.

Baca Juga:  ‘SATAP Effect’ Dalam Kemeriahan Karnaval HUT RI Di Waingapu

Rekercab IBI sebagai wadah untuk evaluasi dan juga waha konsolidasi itu dibuka secara resmi oleh Bupati Sumba Timur, Khristofel Praing, didampingi Ali Oemar Fadaq, Ketua DPRD Sumba Timur dan Sekretaris PB IBI NTT, Ummu Zakiah.

Dalam sambutannya, Bupati Khristofel menekankan pentingnya profesi bidan dan juga organisasi profesi yang menaunginya. Selain itu, dia mengingatkan persoalan ibu dan anak baik dari sektor kesehatan dan ekonomi maupun sosial masih menjadi problema nasional.

“Kesehatan Ibu dan Anak sampai saat ini masih menjadi masalah utama baik di tingkat Nasional, Provinsi NTT maupun Kabupaten Sumba Timur. Saat ini Indonesia masih menempati urutan kedua tertinggi Angka Kematian Ibu dan Bayi di wilayah Asia Tenggara. Sementara untuk Provinsi NTT, Angka Kematian Ibu dan Bayi masih tergolong cukup tinggi, jika dibandingkan dengan Provinsi-Provinsi lain di Indonesia. Pada tahun 2022 angka kematian ibu di NTT mencapai 149 kasus, dan angka kematian bayi baru lahir mencapai 744 kasus. Sedangkan kasus stunting mencapai 24,2 persen,” paparnya. 

Baca Juga:  Jelang Matahari Terbenam, Jazad Ferry Akhirnya Ditemukan di Pantai Laipori

Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) khusus di Sumba Timur kata Khristofel masih tergolong cukup tinggi. Dimana pada tahun 2022 AKI berjumlah 10 orang dan  AKB 88 orang. Belum lagi persoalan stunting yang perlu juga terus jad tantangan. 

“Untuk tahun 2023 kondisi sampai bulan April yang lalu, data menunjukan bahwa AKI sebanyak 1 orang, AKB sebanyak 19 orang dan kasus stunting berjumlah 13,3 persen balita stunting,” tandasnya. (ion)

Komentar