Waingapu.Com – Dandy Christoforus Ela, bocah berusia lima tahun enam bulan, di desa Hambaparaing, Kecamatan Kanatang, Kabupaten Sumba Timur (Sumtim) NTT, harus menderita selama lima tahun terakhir. Sekilas Dandy nampak seperti anak seusianya, namun disaat rasa sakit atau tuntutan untuk menyalurkan hajat/ buang air besar (BAB) sakitnya membuat bocah ini sering menangis lirih.
Putera pertama pasutri Mayolus Ela (30) dan Yulianti K. Tamar ini, oleh dokter yang pernah menanganinya divonis menderita penyakit hirschprung atau kelainan pada usus sejak lahir. Menurut Yulianti ibunya, saat berusia 3,6 tahun, Dandy dioperasi untuk dibuatkan lubang pembuangan di dinding perutnya.
“Operasi untuk membantunya membuang kotoran, tapi setelah itu kami tidak bisa lagi membiayainya untuk berobat lebih jauh dan jalani perawatan. Mau operasi di sini juga semua rumah sakit sudah angkat tangan. Katanya harus rujuk minimal ke Bali, biaya operasi dan perawatan katanya lebih dari 120 juta,” jelas Yulianti dengan mata berkaca-kaca didampingi Mayolus suaminya yang berprofesi sebagai sales itu.
Saat, didatangi wartawan, Dandy menunjukan aktifitas agresif. Dirinya marah dan mengumpat wartawan. Saat sang Ayah mau menunjukan sebagian ususnya harus keluar dari perutnya dan hanya dibungkus kantong kresek itu, Dandy berontak dan mengumpat.
“Setiap ada orang baru dia selalu begini, dia marah dan emosi. Dia takut itu dokter atau dukun yang akan operasi atau menempelkan besi panas di perutnya,” jelas Mayolus.
Dandy selalu trauma dengan kehadiran orang baru, demikian dijelaskan oleh orang tuanya, terutama sejak mereka berupaya melakukan pengobatan alternative dengan membawa ke dukun. Bahkan ada dukun yang mengobatinya dengan cara mendekatkan besi panas ke lubang pembuangan buatan di dinding perutnya
“Ini hanya dibungkus pakai kantong plastik biasa saja, mau beli kantong steril di sini tidak ada. Kalau ada juga sulit sekali kami dapat,” jelas Yulianti, seputar sebagian isi perut Dandy yang menggantung terbungkus kantong kresek.
Uluran tangan Pemerintah juga dermawan sangat dibutuhkan Dandy untuk membantu mengobati sakitnya atau paling tidak meringankan deritanya.
“Kami sudah ke Dinas Sosial, tapi Dinas hanya bisa membantu memberikan rekomendasi untuk dibawa ke Dinas Kesehatan untuk mendapatkan keringanan dalam perawatan. Tapi itu hanya untuk Sumba Timur saja, kalau mau dirawat di luar daerah dan dioperasi Dinas belum bisa memberikan bantuan,” jelas Yulianti.(ion)