Episode 3 Serial Perang Dunia II: Kekalahan Negara-Negara Eropa

oleh
oleh
Lutfi Manu

Setelah kemenangan PD I atas jerman (1914 – 1918), Prancis mengantisipasi kemungkinan serangan balik oleh Jerman dengan mendirikan tembok besar yang bernama maginot lini, disepanjang perbatasannya dengan Jerman. Tapi tindakan ini sia – sia saja. Prancis yang merasa nyaman dibalik tembok tidak menyangka Jerman menyerang dari utara yang mana tidak ada tembok Maginot lini disana.

Tanggal 4 mei, Jerman menyerang Belanda dan Belgia tanpa perang. Beberapa wilayah belanda sengaja ditenggelamkan untuk menahan laju serangan Tank Jerman. Namun strategi ini tidak cukup membantu, karena pasukan terjun payung Jerman diterjunkan diwilayah yang kering. Kota Rotterdam dibom habis – habisan oleh Luft Wave Jerman. Hanya dalam 4 hari saja Belanda berhasil ditaklukkan. 2 minggu kemudian belgia menyusul kehancuran belanda. Sebelumnya 9 April 1940, Hitler menaklukkan Denmark tanpa perlawanan. Juga menyusul Norwegia pada bulan mei 1940.

Prancis sebagai negara pemenang PD I dengan pemilikan tantara yang banyak dan berpengalaman juga memiliki pasukan Tank, sangat dipercayai Eropa sebagai negara Super Power. Apalagi kini Prancis memiliki maginot lini.

Baca Juga:  BENANG MERAH AGUSTUS

Jenderal Jerman Erich Von Manstain membuat kegaduhan besar di Kawasan utara Belgia Bersama Army Group B.

Prancis – Inggris yang terpancing melakukan serbuan diwilayah utara belgia tersebut. Semakin jauh mereka memasuki wilayah Belgia, semakin senang para Jenderal Jerman. Secara mengejutkan pasukan Tank Guderian menyerbu Prancis – Inggris dari belakang, maka terperangkaplah pasukan Prancis – Inggris.

Pada tanggal 15 mei, P.M. Prancis Paul Reynaud memberitahukan P.M kerajaan Inggris, Wiston Churchill. Dia mengatakan ‘kita sudah kalah’. Churchill sangat terkejut, pertempuran baru saja 5 hari tidak mungkin semudah itu dikalahkan.

Dalam beberapa hari saja pasukan panser Guderian tiba di Abville, Bologne dan Calais.

Tanggal 23 mei Guderian berada beberapa mil dari pelabuhan Dunkirk. Disana ada ratusan ribu pasukan Inggris – Prancis bersiap mengungsi ke Inggris.

Baca Juga:  Hadapi Covid 19 & Belalang Kembara Dalam Kebersamaan

Hal aneh terjadi disini. Pasukan Guderian sudah siap menyerbu pasukan inggris – prancis yang sudah tersudut di pantai Dunkirk. Dibatalkan atas perintah Hitler. Putusan Hitler saat itu menjadi teka – teki yang tidak terpecahkan. Aneh, tapi ini ditaati oleh Jenderal Guderian. Ulah Hitler itu sendiri menyebabkan lebih dari 300.000 tentara musuhnya berhasil menyebrang ke daratan Inggris.

Berbagai kapal mulai dari kapal perang, kapal nelayan, hingga kapal komersial dikerahkan untuk mengangkut pasukan yang tersudutkan di jembatan Dunkirk. Diperkirakan sekitar 350.000 tentara yang selamat itu ahirnya digunakan oleh Churchill untuk mengalahkan Hitler.

Apa sebenarnya motif Hitler menghentikan pasukan panser Guderian saat di Dunkirk. Banyak spekulasi yang beredar, diantaranya motif wilayah. Menurut Hitler Dunkirk tidak cocok bertempur menggunakan Tank. Namun itu dibantah oleh Guderian.

Baca Juga:  Episode 2 Serial Perang Dunia II: REVOLUSI TANK JERMAN DAN PEMBUKA PD II

Namun ada motif politik disana. Inggris mengganggap bangsa Inggris itu sebangsa dengan Ras Jerman (Germanik), sedangkan Soviet Rusia (Slavonic) dianggapnya bangsa rendahan. Dia sengaja membiarkan prajurit Inggris di Dunkirk dengan harapan dapat berdamai dengan Inggris dan bisa lebih mempersiapkan diri untuk serangan balik ke Soviet Rusia.

Ada motif terbaru yang terungkap yang diungkapkan oleh William L. Shirer mengungkapkan. Menurut Jenderal Halder, Hitler tidak mengiginkan pertempuran besar di Dunkirk , dekat wilayah Vlaanderen, dimana penduduk Belgia yang berbahaas Vlaams tinggal, oleh karena Hitler telah terikat janji dengan penduduk Vlaanderen, yang sebangsa dengan bangsa Jerman. Oleh Hitler hendak dijadikan bangsa yang sepolitik deng Jerman – Nazi.

Entah mana yang benar dengan Motif – motif tersebut. Yang pasti, Dunkirk adalah kesalahan Hiler yang menentukan kekalahan Jerman.

Tanggal 5 juli Jerman menyerang selatan Prancis. Walaupun Prancis melakukan perlawanan namun pada tanggal 10 juni pemerintah Prancis meninggalkan Paris. Pada tanggal 21 juni, diadakan perjanjian gencatan senjata. Lokasi tempat perjanjian pun dipilih di hutan Compiegen, tempat sejarah yang juga menjadi lokasi dimasa lalu German memohon Gencatan senjata tahun 1918.

Penulis: Lutfi bin Manu

Komentar