Waingapu.Com – Lazimnya ditahun-tahun sebelumnya, bulan Juli dan Agustus, Kabupaten Sumba Timur (Sumtim), NTT masih dilanda kemarau yang ditandai dengan sinar mentari terik di siang hari, dan udara malam yang terasa jauh lebih dingin. Namun beberapa hari terakhir kota Waingapu, dan sejumlah wilayah di Sumtim justru disirami hujan. Ternyata ‘Front Dingin’ menjadi penyebabnya, demikian media ini mendapatkan penjelasanyang diperoleh dari Stasiun Meteorologi Waingapu.
“Fenomena ini disebut Front Dingin, maksudnya pertemuan dua massa udara, dimana massa udara dingin mendesak massa udara panas di Australia. Dampaknya adanya trought yang menjalar hingga selatan NTT,” urai Bambang Herwanto, Forecaster Stasiun Meteorologi Waingapu, dalam wawancara via fasilitas WhatsApp Group Info BMKG Sumba, Senin (06/08) siang lalu.
Akibatnya, demikian lanjut Bambang, di wilayah NTT, bukannnya tumbuh awan konvektif (Cumulus/ Cumulunimbus) tetapi cenderung awan stratiform yakni sifat awannya merata, yang menimbulkan hujan ringan, dan biasanya durasi lama.
Adapun demikian lanjut Bambang, yang dimaksudkan dengan durasi adalah, terjadi hujan dalam tempo kurang lebih satu hingga dua jam. “Kurang lebih hujan ringan yang terjadi durasi satu hingga dua jam, dan tercatat di alat penakar curah hujan kami yakni 5,7 mili meter,” pungkasnya.
Hujan ringan dan tiba-tiba seperti yang terjadi beberapa hari terakhir juga mencemaskan beberapa kalangan. Hal itu dikarenakan fenomena serupa pernah terjadi jelang pertengahan Juni tahun 2017 silam. Dimana tiba-tiba hujan selam beberapa hari dan kemudian, larva belalang jenis locusta migratoria ditemui di sejumlah wilayah, dan mencapai puncaknya ‘menginvasi’ Bandara Umbu Mehang Kunda dan sebagain wilayah kota Waingapu.(ion)