Waingapu.Com – Launching Gerakan Pangan Murah (GPM) yang terlaksana di pelataran Kantor Bupati Sumba Timur, Rabu (6/3/2024) pagi hingga jelang siang lalu disambut antusias warga. Didominasi kaum ibu rumah tangga dari aneka profesi, tidak hanya beras SPHP Bulog yang jadi incaran, namun juga garam dan telur ayam.
Garam Mauli Sumba yang dipasarakn saat itu juga menyedot animo warga. Apalagi ada garam yang justru tampil beda, yakni berwarna kuning alias tidak berwarna putih seperti lazimnya.
“Ini garap aroma therapy, bisa untuk bantu relaksasi. Garam ini beraroma minyak kayu putih, salah satu inovasi kami bersama dengan Unkriswina Sumba,” jelas Dedy Takandjanji, Kabag Produksi dan pemasaran Perumda Sandalwood yang ditemui kala itu.
Cara pakai garam ini memang bukan untuk diberikan pada sajian makanan atau minuman, namun bisa untuk dijadikan pengharum ruangan baik di rumah maupun mobil.
“Jadi tinggal ditusuk dengan jarum atau peniti beberapa kali pada plastik kemasannya lalu digantungkan di kipas angin atau diletakkan di tempat yang sirkulasi udaranya bagus, aromanya akan tersebar ke ruangan rumah kita juga bisa digantungkan dalam mobil. Aromanya akan membantu relaksasi selepas bekerja. Harganya 10 ribu perbungkus kemasan 200 gram, ” papar Dedy sembari menambahkan ke depannya akan dikembangkan aroma cendana juga tampilan kemasannya yang lebih menarik.
Sementara untuk jenis garam dapur merk Mamuli sendiri dijual dengan harga Rp25 ribu/pak berisi 20 sachet dengan masing -masing beratnya 200 gram. Bisa pula dibeli dalam bentuk ball yang terdiri dari 4 pak. Semuanya itu kata Dedy bisa diperoleh di Perumda Sandalwood yang berada Jalan Soeharto, Kompleks Kantor Bupati Sumba Timur.
Tidak hanya garam Mamuli, telur ayam juga menjadi buruan warga dalam GPM saat itu. Pasalnya telur ayam yang dijual harganya Rp60 ribu/pan, sementara di pasar harganya kini Rp65 ribu/pan( (30 butir). Telur ayam inipun bukan didatangkan dari luar Pulau Sumba namun dari Desa Patawang, Kecamatan Umalulu, Kabupaten Sumba Timur.
Telur ayam yag dijual itu merupakan hasil BUMDES SEIMAN di desa Patawang yang berkembang seiring program Transformasi Ekonomi Kampung Terpadu (TEKAD) dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) masuk ke wilayah itu. Program ini menyasar Kelompok Penerima Bantuan (KPB) Demonstrasi Plot Desa Patawang serta IFAD.
“Program ini selain untuk memberikan aktifitas produktif bagi warga anggota kelompok. Selain untuk pemenuhan gizi terutama protein dalam desa terutama bagi anggota kelompoknya juga tentu membantu ekonomi dan bisa memenuhi permintaan telur di luar desa kami,” jelas Imanuel Soleman, Kepala Desa Patawang yang dikonfirmasi di lapak penjualan telur saat itu.
Dipaparkan Imanuel, kini Bumdes di desanya bisa menghasilkan 500 butir telur siap konsumsi tiap harinya. Jumlah itu dipastikan akan meningkat dalam waktu dekat seiring dengan intervensi melalui dana desa dengan pengadaan 100 ayam indukan petelur.
“Jadi kami bisa juga layani program GPM kali ini maupun di tempat lainnya jika membutuhkan atau memesan pada Bumdes,” pungkas Imanuel. (ion)