Rasio Apoteker Dengan Penduduk Sumba Masih Belum Ideal

oleh
oleh
Apoteker Sumba

Waingapu.Com – Jika merujuk pada standar yang ditetapkan oleh World Health Organitation (WHO) maka idealnya, satu orang apoteker menghandle atau direkomendasikan untuk bisa layani 10 ribu warga/penduduk. Demikian disampaikan oleh Dr. Sugiyartono, MS. Apt, dosen pada Fakultas Farmasi Universitas Airlangga, Sabtu (21/07) petang lalu di studio radio Max FM, Kampung Kallu – Kelurahan Prailiu, Kambera, Sumba Timur (Sumtim), NTT.

“Jadi rasio atau korelasi jika merujuk arahan WHO, satu apoteker direkomendasikan melayani sepuluh ribu penduduk. Jika penduduk Sumba Timur misalnya 300 ribu, maka minimal apoteker yang bertugas melayani adalah 30 orang. Ketentuan atau formulasi ini juga akan digariskan oleh Kementerian kesehatan,” papar Sugiyartono.

Baca Juga:  BPBD Sumba Timur Lengkapi Sejumlah Lokasi Publik Dengan Tempat Cuci Tangan

Apoteker

Adapun jumlah apoteker di Sumtim, diakui Foe Liang, Ketua Pengurus Cabang Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) masih kurang yakni sekitar 25 orang. Bahkan untuk pulau Sumba saja, jumlah apoteker yang tersebar sekitar 100 orang saja, dan itupun tidak semuanya aktif dengan profesi apoteker.

Menjawab pertanyaan terkait banyaknya dokter praktek yang juga mendirikan toko obat atau apotik dan juga berlaku layaknya apoteker pasca menjalankan tugasnya memeriksa dan menangani pasien, Prof. Dr. Suharjono, MS. Apt, Ketua Program studi Magister Farmasi Klinik , UNAIR menjelaskan, secara peraturan perundangan memang tidak ada yang mengatur, namun secara etik tidak boleh berada dalam satu atap.

“Tidak atau belum ada perundangan – undangan atau regulasi yang mengaturnya, namun secara etik tidak boleh satu atap. Selain itu, yang paling penting adalah tidak boleh ada konflik kepentingan, maksudnya, sekalipun berjauhan jika ada konflik kepentingan disitu tentu tidak etis. Jadi dokter harus memberikan resep obat yang benar – benar sesuai dengan kebutuhan dan sakit si pasien,” tandas Suharjono dalam dialog interaktif di pelataran studio Radio Max FM yang dipandu oleh Heinrich Dengi itu.(ion)

Baca Juga:  Menakjubkan, Simbol Burung Garuda Berbalut Tenun Ikat Sumba

Komentar