Hadirkan Seniman Mancanegara, KPJ Leko Kupang Hipnotis Pengunjung

oleh
oleh
Seni Pertunjukan

Waingapu.Com – Gelaran Festival Seni Tpoi Ton yang digelar oleh Komunitas Pustaka Jalanan (KPJ) Leko Kupang, menyita perhatian dan menghipnotis pengunjung. Pasalnya kegiatan yang berlangsung di Aula Utama Museum Provinsi NTT, tidak hanya dihadiri oleh seniman lokal dan nasional melainkan mancanegara seperti Timor Leste dan Jepang.

Disaksikan Waingapu.Com, festival yang dihelat di Aula Utama Museum Provinsi NTT, Jumat (8/12) itu, warga Kota Kupang dan para penikmati seni terlihat memadati arena pameran seni rupa di lokasi itu. Hal ini disebabkan tidak hanya pelaku seni rupa berskala lokal saja yang ambil bagian melainkan seniman kelas internasional juga turut memeriahkan kegiatan kegiatan.

Seni Pertunjukan

Tayuko seorang Ilustrator asal Jepang dan kartunis Timor Leste seperti Mando Soriano, adalah dua nama seniman mancanegara yang menyita perhatian pengunjung lewat karya-karya mereka. Selain dua nama tersebut ada juga beberapa seniman yang terlibat dalam pameran karya rupa ini antara lain, Gus Noy (Balikpapan), dan Oan Wutun, Efraim serta Yopi Liliweri (Kupang).

Baca Juga:  ‘SATAP Effect’ Dalam Kemeriahan Karnaval HUT RI Di Waingapu

Festival Tpoi Ton, merupakan sebuah pesta kecil menghikmati hujan. Hal ini berangkat dari adat istiadat dalam tradisi masyarakat Dawan Timor Tengah Utara (TTU) untuk menyambut hujan musim tanam (ul ton). “Tujuan ritual adat Tpoi Ton dalam masyarakat Dawan adalah agar hujan turun teratur, tanah diberkarti, dan benih yang ditanam kelak bisa bertumbuh subur,” jelas seorang anggota KPJ Leko Kupang, Herman Efryanto Tanouf, yang ditemui kala itu.

Seni Pertunjukan

Lebih lanjut Dia menjelaskan, Festival ini tidak lain adalah salah satu usaha melestarikan budaya dan tradisi lokal meski dimaknai sesuai kondisi aktual. Selain itu masyarakat Kota Kupang dapat mengambil bagian dalam festival ini, karena festival ini terbuka untuk siapa saja yang mau hadir dan menikmati karya-karya seni yang ditampilkan di sana. Diuraikan Tanouf, sesuai rencana Festival Tpoi Ton akan berlangsung selama dua hari, Jumat-Sabtu( 8-9 Desember 2017) di Aula Utama Museum Provinsi NTT.

Baca Juga:  Ratu Idola Meriahkan Penyambutan Tahun Baru di Sumba Timur

Festival ini akan melibatkan berbagai komunitas seni dan seniman-seniman Kota Kupang. Pada hari pertama, Jumat 8 Desember 2017, festival dibuka pada pukul 14.00 dengan pameran karya rupa hasil kreativitas seniman-seniman Kota Kupang dan kota-kota lain. Acara akan dilanjutkan dengan bincang proses yang melibatkan pegiat kemanusiaan dari Jaringan Relawan Untuk Kemanusiaan (JRUK) Kupang, dan penggagas Festival Wai Humba. Poster “Sandiwara Bunuh Diri” yang akan dipentaskan oleh Teater Satu Timor Setelahnya akan ada Bincang Buku yakni diskusi mengenai buku Membaca Jejak Kekuasaan karya Gusty Fahik dan Usaha Membunuh Sepi karya Felix K. Nesi.

Seni Pertunjukan

Rangkaian acara hari pertama akan ditutup dengan sharing lintas minat seni, bersama para seniman lukis, kartunis, ilustrator, dan fotografer yang karyanya ditampilkan dalam pameran karya rupa. Pada hari kedua, Sabtu (9/12), pameran karya rupa akan terus dilanjutkan mulai pukul 10.00. Selain pameran karya rupa, akan ada pemutaran film-film pendek yang melibatkan Komunitas Film Kupang (KFK). Sabtu malam akan ada pementasan teater dan monolog yang akan melibatkan beberapa seniman panggung dan Teater Satu Timor Kupang. Panggung teater pada malam kedua itu akan menampilkan tiga pementasan yakni, “Pencuri Periuk Tanah” (monolog) dengan pelakon Dejan Djenlau, penulis naskah dan sutradaranya adalah Abner Raya Midara. “Teror” (monolog) dengan pelakon Anggi Prischa, dari naskah karya Putu Wijaya dan disutradarai oleh Abdy Keraf. “Sandiwara Bunuh Diri” akan dipentaskan oleh Teater Satu Timor. Penulis naskah Abner Raya Midara dan disutradarai oleh Decky Seo.(roman)

Baca Juga:  Ketika Kades & Nyonya Didaulat Jadi Model

Komentar