Peran Generasi Mileneal dalam Mengatasi Intoleran di Tengah Keberagaman Sosial Budaya

oleh
oleh
Anggeleni Rambu Lika Enga

Sebuah negara yang dilihat pertama kali oleh negara lain adalah sosial dan budayanya, karena dua hal itu merupakan bagian dari kehidupan masyarakat Indonesia. Sosial yang berarti segala sesuatu yang berhubungan dengan masyarakat sekitar dan budaya berarti segala sesuatu yang mengandung cinta dan rasa. Sosial 

Budaya juga berkaitan erat dengan nilai nilai pancasila dan   menjadi pedoman dalam  bersosial budaya. Dalam generasi sekarang sangat susah untuk menciptakan ciri khas Indonesia yang berdasarkan nilai – nilai Pancasila. Dalam lingkup sosial generasi sekarang lebih ke individualis, sedangkan dalam lingkup budaya generasi mileneal lebih menirukan kebudayaan yang kurang baik.

Sosial dan budaya termasuk juga dalam sikap, etika dan karakter warga negara, ketiganya sudah menyimpang dari nilai dan norma kemasyarakatan. Sosial budaya berdasarkan Pancasila sangatlah diperlukan dan harus diciptakan pada generasi selanjutnya. agar segala sesuatu yang tidak baik tidak berkembang biak di negara Indonesia. Generasi muda sekarang harus paham betul tentang pendidikan pancasila untuk menciptakan budaya positif melalui diri sendiri dan bisa dikembangkan dengan berbuat kebaikan terhadap sesama dan mampu menciptakan kedamaian di lingkungan masyarakat. 

Namun  hal ini sangat bertolak belakang dengan kenyataan di masa mileneal sekarang. Seiring dengan perkembangan teknologi di era globalisasi ini, generasi mileneal sangat cepat beradaptasi dengan budaya asing yang masuk, sehingga intoleran dengan mudah tumbuh dan berkembang di lingkup kehidupan masyarakat sekarang ini.

Kementerian Dalam Negeri (Kemdagri) menyatakan intoleransi masih menjadi ancaman terbesar bagi Pancasila. Bibit – bibit intoleransi memang ada di masyarakat, jika tidak diperlakukan dengan baik bisa berujung pada aksi terorisme.

Baca Juga:  BENANG MERAH AGUSTUS

Menurut Kamus Besar Bahasa Indodesia (KBBI) arti intoleransi adalah ketiadaan tenggang rasa. Istilah ini tentu memiliki makna yang berbanding terbalik dengan toleransi. Terjadinya intoleransi di dalam masyarakat di akibatkan oleh adanya individu atau masyarakat yang berbeda pemahaman dan masih menjunjung tingi budayanya dan memandang rendah budaya lain. Dalam hidup dengan keberagaman sosial budaya jika intoleran terus dilakukan maka rentan atau mudah terjadinya konflik yang akan menimbukan perpecahan atau keretakan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Munculnya intoleransi disebabkan empat faktor. Yang pertama pandangan perbedaan keagamaan, kedua populisme agama, ketiga politisi yang memamanfaatkan agama dan yang terakhir, yaitu pendirian rumah ibadah yang dilarang atas dasar agama, sehingga menimbulkan intoleransi.

Menurut Kementrian Pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia, dampak negatif kurangnya pemahaman atas keberagaman, yaitu :

  • Adanya perpecahan bangsa yang terjadi karena konflik sosial dalam  kehidupan be rmasyarakat.Bisa karena ekonomi, status sosial, ras, suku, agama dan kebudayaan.
  • Kurangnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan
  • Menghambat usaha pembangunan dan pemerataan sarana dan prasarana.

Beberapa contoh sikap intoleransi yang sering terjadi dimasyarakat menurut para ahli antaranya:

  • Tidak bisa menghargai dan menghormati hak hidup dan hak keamanan orang lain.
  • Membeda-bedakan atau mendiskriminasi orang berdasarkan suku,agama,ras,gender dan sosial budaya.
  • Mengganggu kebebasan orang lain dalam memilih agama,keyakinan politik,dan memilih kelompok.
  • Memaksa kehendak orang lain .
  • Tidak mau bergaul dan bersikap acuh tak acuh kepada orang yang berbeda pedapat,keyakinan,dan kelompok.
  • Membenci dan suka bicara tidak baik kepada orang yang berbeda pandangan dan pendapat.
  • Mementingkan kelompok sendiri dan tidak menghargai kelompok lain.
Baca Juga:  Pelaku Industri Wisata Harus Menghormati Kearifan Lokal Masyarakat Sumba

Lihatlah gambar di bawah ini :

Perkembangan media teknologi  yang sangat canggih dan perubahan zaman yang begitu pesat memiliki impack yang cukup dominan dalam perubahan tingkah laku manusia dan  kurangnya pemahaman mahasiswa atau pun masyarakat  tentang nilai nilai pendidikan Pancasila. Kondisi itu berimbas pada adanya perbedaan pendapat ataupun pilihan, yang mana bisa menjadi salah satu permasalahan yang menyebabkan intoleran yang berdampak ke sosial budaya cepat tumbuh dan berkembang di kehidupan masyarakat. 

Peradaban manusia saat ini dihadapkan dengan berbagai macam tantangan. Oleh karena itu, apabila tidak diimbangi dengan upaya perbaikan melalui upaya pendidikan sebagai usaha untuk memberi kesadaran dan untuk melakukan perbaikan maka generasi mileneal akan tergores oleh media modernisasi yang di luar dari budaya asli Indonesia. Krisis  yang akan terjadi di antaranya krisis karakter, krisis akhlak atau krisis moral.

Sehingga kita sebagai generasi mileneal sangat berperan penting dimasa sekarang dan sebagai wadah dalam mengatasi intoleran agar terciptanya lingkungan  masyarakat yang harmonis. Cara mengatasi sikap intoleran dalam kehidupan masyarakat adalah :

  • Tidak memaksa kehendak sendiri kepada orang lain.
  • Tidak berbicara hal buruk tentang orang lain. 
  • Tidak mementingkan suku bangsa sendiri atau sikap yang menanggap suku bangsanya lebih baik. 

Setelah itu kita juga harus menciptakan Toleransi dalam keberagaman sosial budaya. Terciptanya sikap toleransi akan memudahkan seseorang untuk berkomunikasi ataupun hal lainnya.

Toleransi berasal dari bahasa latin`tolorentia’ yang berarti kelonggaran, kelembutan hati, keringanan dan kesabaran. Secara umum  Toleransi memiliki sikap yang terbuka, lapang dada, suka rela dan kelembutan. Dari sini maka toleransi bisa di artikan sebagai sesuatu yang terbuka yang menghargai segala perbedaan yang ada pada masyarakat. 

Baca Juga:  Pintu PDI – Perjuangan Untuk Siapa??

UNESCO sebagai badan bagian dari PBB yang mengurus pendidikan dan kebudayaan mengartikan toleransi sebagai sikap saling menghormati dan saling memahami di tengah keberagaman budaya kebebasan berekspresi dan karakter manusia. 

Sedangkan Toleransi dalam keberagaman sosial budaya adalah sikap perilaku yang menerima dan menghargai suatu perbedaan sosial di daerahnya. Toleransi sebaiknya didukung oleh latar belakang wawasan dan pengetahuan ilmu pendidikan yang luas, bersikap terbuka, dialog, kebebasan berpikir dan beragama.

Contoh toleransi dalam keberagaman sosial budaya

  • Menghargai hasil kebudayaan di setiap suku bangsa.
  • Menghormati setiap kelompok yang menjalankan kegiatan sosial dan adat istiadat daerah masing masing 
  • Mempelejari dan mendalami seni kebudayaan sesuai minat dan kesenangan
  • Memahami keragaman budaya bangsa Indonesia,serta mempertahankannya.

Kesimpulan 

Sosial dan budaya berdasarkan pancasila sangatlah di perlukan dan harus diciptakan oleh generasi muda (mileneal) agar segala sesuatu yang tidak baik tidak berkembang biak di negara  Indonesia. Dan menjadi generasi yang mampu menciptakan budaya yang positif.  Mari menakar  tingkat toleransi di dalam diri kita masing masing sebagai generasi mileneal, mulai dari kelompok terkecil seperti kelompok belajar, linkungan sekolah, tempat tinggal, sehingga skala masyarakat seperti menghormati seremoni agama lain, serta menghargai perbedaan pendapat dan pandangan antar sesama dan lain lain.

Penulis : Anggeleni Rambu Lika Enga, Mahasiswa Universitas PGRI Kanjuruhan – Malang

Komentar