Waingapu.Com – Resesi dunia yang diperkirakan para ekonom akan terjadi pada tahun 2023 mendatang harus disikapi sedini mungkin. Cara sederhana yang bisa dilakukan warga adalah dengan mengoptimalkan lahan dan pekarangan, serta kebun yang ada untuk ditanami komoditi pangan yang minimal bisa dikonsumsi sendiri sehingga tidak perlu mengeluarkan biaya lebih untuk pengadaan bagi kebutuhan dapur rumah tangga. Hal itu diungkapkan oleh Bupati Sumba Timur, Khristofel Praing dalam sejumlah kesempatann kunjungan kerja maupun tatap muka dengan pemerintah dan masyarakat di Kecamatan dan Desa.
“Kita berhasil menekan inflasi karena beberapa komoditi sudah bisa kita hasilkan sendiri untuk dipasok ke pasaran. Dulunya memang sering semisal bawang, tomat, lombok dan aneka sayuran kita datangkan banyak dari luar, tapi kini kita sudah bisa mengimbanginya dengan menghasilkan secara lokal,” jelas Khristofel Praing pada wartawan dalam kesempatan wawancara plus bincang santai selepas pelantikan Kepala Desa Laipandak, Kecamatan Wulla Waijillu pekan lalu.
Masih jelas Khristofel, optimalisasi Daerah Aliran Sungai (DAS) dengan pembagian pompa air dan juga seperti yang dilakukan oleh Yayasan Komunitas Radio Max FM dnegan pompa Barsha, digalakannya semnagat menanam adlaah cara paling sederhana menyikapi resesi ekonomi dunia mendatang. “Disetiap kesemaptan seperti ini saat ke desa dan kecamatan bahkan di kota saya selalu himbau agar kita mulai tanam dan tanam, optimlakkan lahan yang ada. Minimal untuk kita bisa konsumsi sendiri, tidak perlu lagi kelluar biaya ekstra untuk membeli,” timpalnya.
Arahan dan harapan Bupati Khristofel kala itu, spontan ditanggapi oleh Gerardus Nggau Behar, Kepala Desa Laipandak. “Semangat untuk optimalisasi lahan dan DAS itu sudah mulai kami lakukan di desa ini bahkan sebelum saya terpilih jadi Kades, Pak Bupati. Hanya memang kendalanya adalah ternak yang masih dilepas bebas. Karena itu ke depannya saya rencanakan ada Perdes untuk penertiban ternak,” jelas Gerardus.
Terkait dengan penertiban ternak jelas Gerardus, yang juga pernah berkarier sebagai jurnalis itu perlu dilakukan dengan semangat sinergi dan kolektif. Dimana sebut dia, tak hanya bisa satu desa saja yang punya spirit itu namun desa lainnya tidak. Karena itu pihaknya berharap secara khusus di Kecamatan Wulla Waijilllu dan kesepakatan para Kepala Desa dalam sebuah pertemuan yang difasilitasi kecamatan terkait dengan penertiban ternak. Harapan yang disambut positif oleh Bupati Khristofel.
“Memang perlu itu sinergi dan kolektifitas, Camat harus fasilitasi dan gagas pertemuan itu agar bisa dibahas bersama terkait penertiban ternak, agar semangat menanam warga tidak diperhadapkan dengan ternak yang dilepas bebas. Ternak harus ditertibkan, diikat atau dikandangkan oleh pemiliknya. Lain halnya jika di padang pengembalaan,” papar Khristofel. (ion)