Hampir Tiga Ribu Warga Sumba Timur Telah Divaksinasi Covid-19

oleh
oleh
Heinrich D. Dengi

Waingapu.Com – Pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di Kabupaten Sumba Timur (Sumtim) – NTT masih akan terus berlanjut. Vaksinasi jenis Sinovac itu telah diberikan kepada warga dari sejumlah dengan profesi yang menuntutnya untuk tetap dan lebih bersosialiasasi atau berinteraksi dengan orang lain. Mengawali launching vaksinasi pada sejumlah pejabat dan tokoh publik, lalu kemudian menyasar para tenaga kesehatan (Nakes).

Usai dengan para Nakes, vaksinasi juga diberikan pada para prajurit juga purnawirawan TNI termasuk Warakawuri. Aparat polisi juga menjadi sasaran vaksinasi termasuk juga para jurnalis.

“Data sampai dengan Jumat (02/04) sebanyak 2.731 orang yang telah divaksinasi. Kalau untuk Nakes sendiri sebanyak 1.829 orang, pelayan publik mencapai 881 orang, dimana termasuk di dalamnya yang usianya di atas 59 tahun yakni sebanyak 51 orang,” jelas Jonker Telnoni, Ketua tim surveilance Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Sumtim, Jumat (02/04) petang kemarin lewat saluran WhattsApp.

Baca Juga:  Rapid Test Anggota Satgas Covid 19 Sumba Timur, Dua Orang Reaktif Positif

Secara umum para penerima vaksin tidak menunjukan gejala ikutan yang mengkuatirkan. Secara umum masih tergolong wajar. Hal itu diakui oleh Dokter Wiliam Wongkar, salah satu tenaga vaksinator dari Puskesmas Waingapu, kepada wartawan, Kamis (01/04) lalu.

Sejumlah wartawan yang telah menerima vaksin juga menyatakan hal serupa. “Sejak vaksin dosis pertama hingga kedua ini, aman-aman saja. Paling hanya pegal di lengan sedikit, tapi tidak lama hilang,” kata Muhamad Yusuf, jurnalis Kompas TV, Kamis (01/04) siang lalu.

“Secara medis kalau setelah vaksin ada yang sampai meriang atau demam itu tanda bagus, artinya tubuh membentuk antibodi,” jelas Heinrich D. Dengi, Jurnalis juga CEO Radio Max FM-Waingapu. Yang berlatar belakang pendidikan apoteker itu, kala mendapat curhat rekannya seputar keluhan pasca divaksinasi. (ion-ped)

Baca Juga:  WALHI Ajak Pemkab & Warga Kembalikan Cendana Sebagai Identitas Sumba

Komentar