Waingapu.Com – Di tengah pesona senja Sumba Timur, sebuah peristiwa sarat makna menyatukan hati lintas iman. Paroki Maria Bunda Selalu Menolong (MBSM) di Kelurahan Kambajawa, Kota Waingapu, Kabupaten Sumba Timur, NTT, menjadi saksi indahnya solidaritas antarumat beragama dalam acara buka puasa bersama yang digelar penuh kehangatan.
Acara ini digagas oleh Pastor Paroki MBSM Kambajawa, Rm. Yakobus Lodo Mema, Pr., yang berhasil menghadirkan tokoh lintas agama dan masyarakat, mulai dari Kepala Kementerian Agama Kabupaten Sumba Timur, Ketua Pengadilan Agama Waingapu, hingga para Imam Masjid. Bertempat di Pastoran Gereja Katolik Paroki MBSM Kambajawa Waingapu pada Rabu (20/3/2025), pertemuan ini menjadi simbol kuatnya persaudaraan dalam keberagaman.
“Ini adalah momen untuk memperkuat silaturahmi, menumbuhkan rasa empati, serta memperkaya pemahaman antarumat beragama. Toleransi, kerukunan, dan moderasi harus terus dijaga sebagai fondasi hidup bersama,” ungkap Rm. Yakobus dalam sambutannya yang menyentuh.
Mengusung tema “Menguatkan Toleransi, Persaudaraan, dan Solidaritas Sesama Umat Beragama,” acara ini menghadirkan suasana yang begitu hangat. Tanpa sekat agama, semua yang hadir duduk bersama, merasakan nikmatnya hidangan berbuka dan berbagi cerita, seolah menghapus batas-batas perbedaan.
Ketua Pengadilan Agama Waingapu, H. Fahrurrozi, turut memberikan apresiasi setinggi-tingginya atas inisiatif luar biasa ini.
“Memberi makan untuk berbuka puasa adalah perbuatan yang sangat dianjurkan dalam Islam. Melihat saudara kita dari umat Katolik ikut berbagi kebahagiaan sungguh mengharukan,” ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa sejak Desember 2022 bertugas di Sumba Timur, dirinya merasakan betul eratnya hubungan antarumat beragama di daerah ini.
“Alhamdulillah, kerukunan di sini sangat luar biasa. Kegiatan seperti ini semakin memperkokoh fondasi persaudaraan di tengah perbedaan.”
Lebih dari sekadar acara buka puasa, momen ini menjadi pengingat bahwa perbedaan bukanlah pemisah, melainkan kekuatan untuk membangun jembatan kasih sayang. Dari meja berbuka yang sederhana, pesan universal tentang cinta dan harmoni menggema, mengajak kita semua untuk terus merawat keberagaman dan menumbuhkan solidaritas.
Sumba Timur pun mengajarkan kita bahwa toleransi bukan sekadar kata, melainkan tindakan nyata yang bisa dimulai dari hal kecil: berbagi makanan, berbagi cerita, dan yang terpenting, berbagi cinta dalam keberagaman.(ion)