Waingapu.Com – Dua orang siswi di SMA Kristen Payeti (Krispati) dinyatakan tidak lulus dalam menempuh pendidikan. Hal itu terungkap dalam hasil pengumuman kelulusan yang dilaksanakan, Senin (04/05) lalu sebagaimana dijelaskan oleh Maria Yuliana Galla, selaku Kepala Sekolah lembaga pendidikan yang berada di Kecamatan Kambera, Kabupaten Sumba Timur (Sumtim) – NTT itu.
Maria yang dihubungi media ini via messenger dalam aplikasi Facebooknya menyebutkan, sebanyak 206 siswa dan siswi sebelummnya telah terdaftar sebagai peserta Ujian Nasional (UN). Namun kemudian dua siswi Drop Out (DO) sehingga sekolah dibawah naungan Yayasan Pendidikan Masehi di Sumba (YAPMAS) itu kelulusannya menjadi 99,033 persen. Telah terdaftarnya dua siswi yang kemudian DO itu sebagai peserta UN diakuinya Maria berpengaruh pada prosentasi kelulusan sekolah yang dipimpinnya tidak mencapai 100 persen.
Pengumuman kelulusan untuk para siswa dan siswi itu, demikian lanjut Maria akan diantara langsung oleh para guru ke kediaman para anak didik. Tentunya para guru yang mengantar juga tetap mematuhi protokol kesehatan dalam pandemi covid 19 ini. Dipaparkan dalam account FB –nya, Maria menegaskan beberapa hal diantaranya, agar para siswa dan siswi juga orang tua untuk berdoa terlebih dahulu sebelum membuka hasil UN dalam amplop yang diantar para guru. Selain itu, peserta didik juga dilarang untuk berkumpul, bergemberi secara berlebihan dengan melakukan konvoi di jalanan.
Sementara itu, raihan 100 persen kelulusan diraih oleh Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) Kanatang. Hal itu dinyatakan oleh Dominggus D. Mbadi, Kepala Sekolah para difabel di arah pantura Sumtim itu,ketika dihubungi media ini, Senin (044/05) pagi lalu. Dominggus yang dihubungi via WhatApps (WA) menuturkan, hasil UN itu sebenarnya telah diumumkan online sejak Sabtu (02/05) lalu. “Sudah dari hari Sabtu lalu diumumkan online, tapi kami hari ini tetap menugaskan guru untuk mengantar hasil UN itu dalam amplop ke rumah siswa dan siswi. Karena lagi dalam Pandemi Corona, guru yang nanti antar tetap mengedepankan protokol kesehatan, diantaranya menjaga jarak dan juga menggunakan masker,” ungkap Dominggus dari balik gawainya.
Sebanyak empat siswa dan satu siswi SLBN Kanatang menjadi peserta UN kali ini. Dimana empatnya merupakan siswa yang terkategori tuna grahita dan seorang siswi yang terkategori tuna rungu dan wicara. “Mereka semua putera-puteri Sumba Timur dan bermukim di seputaran Kanatang ini,” timpal Dominggus. (ion)