Waingapu.Com – Hujan dengan durasi hampir lima jam yang tercurah hampir merata di Sumba Timur, Jumat (27/03) petang boleh jadi berkah tersendiri bagi para petani yang memang sudah lama mengharapkannya. Namun di sisi lain, hujan itu mengakibatkan banjir bandang yang merusakan Jalan di Jalur Pantura atau lintas utara Kabupaten Sumba Timur (Sumtim) – NTT. Jalur yang menghubungkan Kota Waingapu dengan Kecamatan Haharu dan bahkan Kabupaten Sumba Tengah itu putus.
Ruas jalan yang putus itu tepatnya berada di kawasan Maudolung, sekira 31 kilometer dari pusat kota Waingapu, atau masuk dalam wilayah desa Hambapraing, Kecamatan Kanatang. “Semalam itu hujan lamanya bisa empat sampai lima jam. Banyak jalan yang rusak namun titik ini yang paling parah. Jembatan ini putus karena ada penyumbatan hingga arus air tidak bisa lancar, tekanan air jadi besar dan kuat hingga rubuh,” jelas Bupati Sumtim, Gidion Mbiliyora, di lokasi longsor dan putusnya jalur itu, Sabtu (28/03) siang lalu.
Terpantau kala itu, kerusakan nampak pada dua jembatan kecil. Satunya ambruk total dan satunya lagi terancam dan seakan tinggal ‘menghitung mundur’ akan juga ambrol. Jalanan di sekitar kedua jembatan juga nampak pecah dan retak. “ Untuk sementara jalan lama kita buka dengan alat berat agar bisa secepatnya dimanfaatkan oleh warga. Karen jalur ini menghubungkan dua kecamatan dan juga dengan Kabupaten Sumba Tengah,” tandas Gidion yang kala itu didampingi Kalak BPBD Sumtim, Mikael Djakalaki. (ped-ion)