Waingapu.Com – Hujan dengan durasi hampir lima jam yang terjadi, Jumat (27/03) petang lalu di hampir sebagian besar wilayah Kabupaten Sumba Timur (Sumtim) – NTT membawa dampak beragam. Di Maudolung, Desa Hambapraing, Kecamatan Kanatang, jalur lintas utara putus. Sementara di Kelurahan Hambala, Kecamatan Kota Waingapu, ruas jalan lingkungan (setapak) ambruk, dan merubah jalur itu bagai rute ‘uji nyali’ bagi yang melintasinya.
Terpantau Sabtu (28/03) siang lalu, jalan setapak itu ambruk, termasuk dengan pagar pengamannya. Tak hanya itu, nampak pipa air dibawah kontruksi beton setapak menjadi renggang sambungannya. Lubang nampak menganga dan juga tanah menjadi retak di sekitar lokasi longsor. Kecemasan nampak dari raut wajah warga disekitar lokasi longsor, walau begitu mereka tetap bergotong royong untuk memindahkan material longsoran agar tidak menjadi sumber masalah baru jika hujan kembali turun.

Darius Tamo Ama, warga setempat yang menjadi sasaran material longsor mengatakan, rumahnya ‘dihantam’ material longsor hingga mengakibatkan tembok rumahnya rusak. “Bunyinya waktu itu macam kapal terbang mau mendarat. Isteri dan anak-anak ada tidur, saya saja yang bangun dan langsung kasih bangun anak isteri untuk lari keluar rumah. Tembok rumah saya dan kursi – kursi rusak,” urai Darius yang ditemui Sabtu (28/03) siang itu, pasca dirinya rehat sejenak usai bersama tetangga dan kerabatnya berusaha memindahkan material longsoran secara manual.

Abdul Hanan Daeng, Lurah Hambala yang dihubungi media ini via WhatsApps (WA), beberapa saat sebelum awak media ke lokasi longsor menyatakan, pasca mendapatkan informasi dari warga, peristiwa itu langsung diinformasikannnya ke BPBD Sumtim. “Longsor terjadi di RT 19 dan RT 25 Kelurahan Hambala,” ungkapnya via WA.

Informasi lainnya yang dihimpun media ini dari Forum Pengurangan Resiko Bencana (Forum PRB) menyebutkan, longsor juga terjadi di Kalumbang, sementara banjir terjadi di dusun Landa, Desa Kuta, Kecamatan Kanatang. (ion)