Waingapu.Com – Operasi Tangkap Tangan (OTT) di kantor Kelurahan Temu, Kecamatan Kanatang, Kabupaten Sumba Timur (Sumtim), NTT, sebagaimana disampaikan Kapolres Sumtim AKBP. Victor M. T. Silalahi, kala dihubungi wartawan via gawainya, Kamis (15/03) siang kemarin, terjadi pada hari Rabu (14/030) siang. UM, sang lurah kemudian diamankan tim Sapu Bersih Pungutan Liar (Saber Pungli) Polres Sumtim. Terkait hal ini, wartawan yang menyambangi Kantor Kelurahan Temu, siang kemarin mendapati kegiatan di kantor ini berjalan seperti biasanya.
Lazimnya pasca OTT, dilokasi terpasang police line (garis polisi) namun tidak demikian halnya di kantor lurah Temu, termasuk pula di ruang kerja UM. Di ruang kerja staf kelurahan nampak para staf tetap menjalankan aktifitas lazimnya. Diakui Elsi Ndun, salah satu staf kelurahan, lurah UM sempat masuk ke ruang kerjanya di pagi hari dan kemudian tidak berapa lama kemudian keluar lagi. “Tadi pagi pak Lurah masuk, tapi tidak lama lagi pak lurah keluar, tapi tidak tahu kemana,” jelas Elsi.
Kala media ini bersama rekan wartawan lainnya mengorek lebih jauh seputar situasi kala terjadinya peristiwa yang disebutkan OTT terhadap oknum lurah, dengan gamblang Elsi menyatakan tidak ada penangkapan. Dipaparkan Elsi, pada Rabu (14/03) siang sekira pukul 10:00 Wita, ada empat orang berpakaian preman memasuki kantor lurah dan menyatakan hendak bertemu Lurah.
“Saya awalnya tidak tahu mereka itu polisi, beberapa saat kemudian baru saya tahu. Mereka langsung bertemu Lurah namun apa yang dibicarakan dengan Pak Lurah saya tidak tahu karena saya langsung kembali ke meja kerja saya melayani warga yang datang mengambil bansos Rastra dan mengurus administrasi kependudukan,” paparnya.
Peristiwa OTT, sebagaimana yang terjadi di sejumlah daerah lainnya di Indonesia, dan pernah terpublikasi aneka media, lazimnya disertai dengan penangkapan, penyitaan barang bukti di lokasi dan bahkan terduga pelaku digiring dan ada yang harus diborgol aparat. Namun tidak demikian halnya yang terjadi di kelurahan Temu.
“Tidak ada penangkapan, Polisi tidak bawa Pak Lurah. Saya saat itu saya di meja kerja saya, dari ruangan Pak Lurah mereka ke ruangan sini, lalu kemudian Pak Lurah pamit keluar sebentar, Pak Polisi masih ada di sini. Tapi saat Pak Lurah kembali lagi ke kantor Pak Polisi sudah tidak ada, jadi Pak Lurah kemudian saya tahunya ke kantor bupati untuk rapat di ruang asisten satu, jadi Pak Lurah sama sekali tidak dibawa oleh polisi,” tandas Elsi.(ion)