Waingapu.Com – SMA Negeri Kambera, Kecamatan Kambera, Kabupaten Sumba Timur (Sumtim), NTT, makin mantap menggelar pentas seni dan juga seminar dalam waktu dekat. Aneka acara akan tersaji dalam pentas seni yang nantinya akan dihelat, Kamis (18/10) mendatang. Adapun aneka kegiatan dan acara yang siap disajikan nantinya adalah dalam rangkaian memeriahkan bulan bahasa.
Margaretha Tara, ketua panitia kegiatan dimaksud, kepada media ini, Sabtu (13/10) lalu menyatakan, menyambut Bulan Bahasa, nantinya pada Rabu (17/10) akan ada seminar yang menghadirkan pemateri ata pembicara Yunus Takandewa (Wakil ketua DPRD NTT), Dion Umbu Ana Lodu (jurnalis MNC Media) serta Fikramias Leha Hinggi Ranja (Profesional Fashion Coreographer). Setelah seminas, keesokan harinya akan digelar pentas seni yang mana kesemuanya menyatu dalam thema ‘Panggung Tanpa Kata’
“Kalau dalam pentas seni nanti, juga rencananya akan dibuka oleh Bupati Sumba Timur. Yang nantinya akan disajikan diantaranya Drama, lomba Luluku dan Kakalaku juga fashion show. Khusus untuk fashion show akan memperlombakan kreasi fashion bernuansa etnik dari seluruh SMA dan SMK se Kecamatan Kambera, Kota Waingapu juga Haharu,” urai Margaretha kepada media ini di sela – sela kesibukannya mendampingi Kepala Sekolah, Putiyani Rambu Lepir, yang memantau kesiapan panggung dan aneka stand pameran hasil kreasi siswa dan siswi.
Di tempat yang sama, pasca digelarnya technical meeting kala itu, Putiyani mengakui anak – anak didiknya ada yang merasa jengah dengan julukan atau dilabeli ‘sekolah kampung’ jika dibadingkan dengan sejumlah sekolah lainnya yang berada di Kota Waingapu. Namun demikian, dirinya bersama para guru justru menjadikan label itu sebagai suatu kebanggaan dan justru memotifasi.
“Nanti dalam pentas seni nanti kami akan tampilkan pesona dan potensi kami. Kami para guru dan para anak didik kami akan menunjukan potensi dan kebanggaan kami akan image kampung itu. Aneka hasil karya seperti fashion kreasi, hasil tenun dan prakarya anak didik akan ditampilkan. Selain itu juga akan kami lombakan Kakalaku untuk pertama kalinya,” ungkap Putiyani.
Terpantau kala itu, kesibukan nampak dari para guru dan siswa menata dan mempersiapkan panggung utama. Sementara disisi lain, nampak para siswa dan siswi berbaur dengan Pura Tanya, seorang artis penyanyi dan pemetik ‘Jungga Humba’ (alat music petik tradisonal Sumba) menyanyikan beberapa lagu yang nantinya akan ditampilkan dalam Pentas Seni Kamis mendatang. Adapun ‘Kakalaku’ adalah pekikan khas Sumtim yang untuk melakukannya selain harus mengatur pita suara juga nafas para pelakonnya. Sementara ‘Luluku’ adalah lantunan baitan adat Sumtim yang berisi pesan moral dan petuah bijak, yang mana juga untuk melantunkan perlu harmoni antara lafas dan nafas.(ion)