Waingapu.Com – Ratusan karyawan di lokasi perkebunan PT. Muria Sumba Manis di Kabupaten Sumba Timur, NTT, sempat terpapar Covid-19. Realita itu merujuk hasil rapid test antigen juga Swab PCR yang dilakukan beberapa Juli lalu. Hal mana yang kemudian sempat dikritisi Dandim 1601, Letkol (Czi) Dwi Joko Siswanto, yang juga merupakan wakil ketua gugus tugas Covid-19 setempat. Setelah itu, manajemen PT. MSM menyikapinya dengan cepat dan berkoordinasi dengan pemerintah melalui Dinas Kesehatan, langkah itu berbuah angka karyawannya yang terpapar Covid-19 dapat ditekan karena ketat dan disiplinnya pelaksanaan Isolasi Terpusat (ISOTER) di lokasi perkebunan.
“Awalnya MSM saya kritisi karena ada penambahan kasus Covid-19 yang signifikan di sana. Kalau tidak salah sampai 192 kasus. Kemudian mereka menerima saran saya dan juga Dinas Kehatan untuk melakukan isolasi terpusat dengan pisahkan karyawan yang positif dan negatif dan minimalkan aktifitas di sana. Anggota saya turut memantaunya dan juga tim internal mereka serta Dinas Kesehatan,” urai Dwi Joko kepada media ini di ruang kerjanya, Senin (16/08) lalu.
Hasil dari ISOTER itu, kata Dwi Joko terleihat setelah sepuluh hingga 14 hari, dimana angka kesembuhan karyawan yang sebelumnya positif cukup tinggi. Angkanya bisa mencapai 30 hingga 40 karyawan yang sembuh. “Sekarang hanya tinggal 14 orang kalau saya tidak salah, itu angka yang sangat kecil jika dibandingkan jumlah yang awalnya positif juga jumlah karyawan disana yang sangat besar,” tukasnya.
Penanganan dengan pola ISOTER seperti yang dilakukan PT. MSM, kata Dwi Joko, menunjukan bahwa warga yang alami gejala ringan, sedang dan menuju berat, bisa lebih cepat disembuhkan dan yang pasti potensi penularannya bisa sangat diminimalkan.
“Ingat orang yang tanpa gejala atau dengan gejala ringan, punya potensi besar untuk menularkann ke warga jika tidak tertagani atau tidak disiplin menjalankan isolasi baik terpusat maupun mandiri,” tandasnya.
“Harus diingat orang tanpa gejala ternyata bisa menjadi penyumbang paling dominan dalam penularan. Termasuk menjadi awal muawal penyumbang kasus kematian karena tidak diketahui siapa? ketemu siapa dan kemudian bisa menular atau terkena ke warga yang punya komorbit, lalu kalau akhirnya lambat tangani, fatal jadinya,” pungkas Dwi Joko.
Dihubungi terpisah, Jumat (20/08) lalu, Dumaria Panjaitan, humas PT. MSM juga CSR HPI Agro, membenarkan drastisnya penuruna karyawan PT. MSM yang sebelumnya dinyatakn positif Covid-19.
“Dari yang dinyatakan positif bulan Juli lalu, sudah sembuh semua. Saat ini angka yang terkonfirmasi positif dan menjalani isolasi mandiri ada sembilan orang. Kita sangat bersyukur karena seluruh upaya yang kita lakukan hasilnya sesuai harapan,” tulisnya ketika dihubungi media ini via pesan di WhatsApp- nya.
Perusahaan kata Dumari, memastikan telah dilakukan penanganan yang komprehensif atas seluruh hasil pemeriksaan PCR/ swab antigen dan contact tracing yang dilakukan secara berkala.
“Kita berharap angka penurunan covid di Sumba Timur akan terus menurun dan kondisi bisa semakin membaik, tentunya berkat dukungan dari seluruh pihak yang terlibat dalam kegiatan penanganan Covid-19 di Sumba Timur,” lanjutnya. (ion)