Waingapu.Com – Pemilihan umum (Pemilu) tanggal 17 April mendatang adalah sebuah proses demokrasi tersulit atau terumit di dunia. Untuk itu perlu diikuti dengan seksama dan dilandasi kasih dan damai. Demikian diungkapkan oleh tokoh agama (TOGA) Kabupaten Sumba Barat (Sumbar), NTT, Pendeta Teofilus Mete, Ketua Badan Pekerja Majelis Jemaat (BPMJ) Gereja Kristen Sumba (GKS) Cabang Waikabubak, Senin (18/03) lalu.
“Menurut nasihat Alkitab bahwa dimana ada kasih persaudaraan yang luhur disanalah berkat Tuhan memerintah. Dengan kasih itulah bisa memperbaiki wajah negara kita ini yang banyak persoalan. Hanya dengan kasih itulah kita bisa menyelaikan dan mensukseskan Pemilu tersulit di dunia. Dan itu hanya terjadi di Indonesia, dimana dalam satu hari kita memilih Presiden dan Wakilnya, Anggota DPD, DPR – RI, DPRD Propinsi dan Juga DPR Kabupaten ,” urai Teofilus.
Lalui proses yang sulit itu, demikian lanjut Teofilus tentu bisa dilalui dalam kebersamaan dan membuahkan hasil yang baik bagi bangsa. “Dalam Tuhan tidak ada yang mustahil, bersama pasti kita bisa. Imanuel, Tuhan beserta kita,” pungkasnya kal ditemui di ruang kerjanya.
Terpisah, Lado Regi Tera, yang merupakan tokoh adat (TODA) dann juga Rato (tua – tua adat) Kampung Tarung, RT 17, RW 09, Kelurahan Sobawawi, Kecamatan Loli, Sumbar, juga memberikan himbauan dan seruan senada. Kendati demikian, lado juga memberikan himbauan khusus kepada para calon anggota legislatif untuk menjadi tokoh yang memberikan kesejukan dan bisa menerima hasil dalam proses politik 17 April mendatang dengan lapang dada.
“Hasil Pilpres nanti juga pemilihan anggota legislatif nanti harus bisa diterima kenyataannya, terutama bagi para Caleg. Kalau kalah terima, jangan lagi bilang seperti ini – seperti ini. Itu yang sering terjadi, jangan buat masyarakat yang sudah bodoh diperbodohi lagi. (usa-ion)